Apresiasi Pemilu Terbuka, Pengamat: Rekrutmen Caleg Diperbaiki
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam, mengapresiasi penetapan keputusan terkait sistem Pemilihan Umum (Pemilu) proporsional terbuka. Hal tersebut karena pemilu proporsional terbuka lebih baik dilakukan dibanding tertutup.
Ia menyebut, proporsional tertutup memberikan dampak negatif di mana para caleg tidak akan mengetahui aspirasi masyarakat, kemudian memicu politik uang, serta oligarki partai semakin merajalela dan dominasi partai lebih kuat.
"Putusan yang harus diapresiasi. Saya pikir putusan itu sudah sesuai dengan harapan, keinginan publik dan juga kebutuhan politik masa depan karena memang lebih mendukung untuk membangun politik yang lebih demokratis," kata Surokim kepada Ngopibareng.id, Jumat 16 Juni 2023.
Dengan sistem proporsional terbuka ini, Surokim menyebut, jika pemilu akan berlangsung lebih ideal di mana masyarakat bisa memilih calonnya yang dianggap bisa mewakili suaranya.
Tinggal, kata pria yang juga Wakil Rektor UTM itu, hal yang harus diperbaiki adalah sistem di dalam internal partai. Terutama tentang mekanisme rekrutmen, pembinaan dan kaderisasi partai agar bisa memenuhi harapan partai.
"Pintu masuknya kan lewat partai untuk kandidat dan seleksi, jadi partai harus lebih selektif jika ingin memperkuat sistem terbukanya. Bagaimana dengan track record kandidat, integritas, kapasitas dan kompetensinya. Terutama integritas agar menghindari praktik pembelian suara," pungkasnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menetapkan sistem pelaksanaan Pemilu proporsional terbuka. Hal tersebut sesuai putusan perkara Nomor 114/PUU-XX/2022 tentang penolakan permohonan uji materi pasal dalam UU Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu, yang mengatur tentang sistem pemilu proporsional terbuka.
Advertisement