Apresiasi BDF ke-13, Ini Pesan Khusus Sekjen PBB dan WHO
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Gueterres menekankan secara khusus pentingnya solidaritas internasional hingga kepemimpinan politik di tengah pandemi Covid-19.
"Demokrasi menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai panduan inklusi kebebasan dan menghormati satu sama lain. Solidaritas internasional dan kepemimpinan politik sangat penting bersama. Mari kita bekerja untuk perdamaian pembangunan berkelanjutan dan hak asasi manusia," ujar Gueterres.
Pesan melalui video disampaikan Gueterres dalam pembukaan Bali Democracy Forum (BDF) ke-13, yang resmi dimulai, Kamis 10 Desember 2020, di Nusa Dua, Bali. Even internasional mengusung tema "Demokrasi dan Pandemi COVID-19" itu turut disiarkan secara daring dan diikuti oleh hingga 500 peserta dari 69 negara.
Sebanyak 44 orang dari 26 negara dan 3 organisasi internasional, yang menghadiri forum secara fisik. Adanya pandemi COVID-19 memberikan tantangan tersendiri bagi penyelenggaraan BDF ke-13 secara hybrid (campuran), terutama untuk memastikan proses demokrasi terus berjalan.
Apresiasi kepada Indonesia yang menyelenggarakan pertemuan internasional di tengah pandemi, turut disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang turut menyatakan memiliki optimisme untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam penanganan COVID-19.
"Ekonomi yang tangguh dan stabil, pada akhirnya kesehatan adalah investasi kita dalam stabilitas kemakmuran dan ketahanan. Dan, kami berharap dapat bekerja dengan Indonesia selama masa kepresidenan G20 pada tahun 2022 dan tetap berkomitmen untuk bekerja dalam solidaritas dengan semua negara di wilayah Anda untuk membangun yang lebih sehat, lebih aman, lebih adil dan lebih berkelanjutan di kawasan Asia Pacifik," terang Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Sementara, protokol kesehatan pada penyelenggaraan BDF ke - 13 diterapkan secara ketat pada saat sebelum maupun ketika even berlangsung.
Seluruh peserta hingga kru even diwajibkan mengikuti tes PCR, serta ruang pertemuan hanya dibatasi bagi 50 peserta.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, terkait perhelatan BDF ke-13 menegaskan, dalam mengimplementasikan demokrasi tetap dianggap tidak mudah di tengah pandemi, sehingga Indonesia menilai terdapat tiga hal yang penting dilakukan.
"Pertama, pentingnya terus memulihkan kepercayaan terhadap demokrasi. Kita harus pastikan demokrasi "delivers". Demokrasi dinilai diyakini akan dapat memberikan ruang bagi dialog oleh pengambilan kebijakan kesehatan publik selama pandemi.
Kedua, pentingnya menjaga nilai dan norma demokrasi pada pasca pandemi. Tantangan untuk menjalankan praktek demokrasi di masa pandemi sangatlah besar. Beberapa pelaksanaan kebebasan harus kita laksanakan sesuai kondisi darurat kesehatan.
Ketiga, pentingnya memupuk solidaritas demokrasi dalam melawan pandemi. Indonesia percaya hak individu dapat dijalankan beriringan dengan kepentingan kolektif masyarakat tanpa harus mengorbankan salah satunya," kata Retno.
Meski demikian, Retno menambahkan adanya pandemi COVID-19 tidak menghalangi sejumlah pihak tidak bertanggungjawab, untuk memanfaatkan ruang demokrasi dalam menyebarkan informasi yang tidak benar.
"Tantangan lain yang muncul adalah bagaimana ruang demokrasi digunakan oleh beberapa pihak untuk menyebarkan misinformasi, disinformasi, yang memiliki potensi justru mengganggu penanganan pandemi itu.
Advertisement