Aplikasi FreeMe Karya Mahasiswa Unej Bantu Pecandu Pornografi
Tiga mahasiswa Universitas Jember (Unej) berhasil mendapat juara pertama dalam UX Competition 2023, di Universitas Gajah Mada. Mereka berhasil mengalahkan 119 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan menciptakan aplikasi FreeMe, pencegah kecanduan pornografi.
Ketiga mahasiswa tersebut di antaranya Rizki Dwi Putra (Program Studi Informatika), Amelia Puspita Wardani (Program Studi Sistem Informasi), dan Mohammad Amanda Maulana Malik Ibrahim (Program Studi Teknologi Informasi). Mereka tergabung dalam tim Surface555.
Rizki Dwi Putra mengatakan, ide menciptakan aplikasi FreeMee dilatarbelakangi realitas sosial di tengah kemajuan teknologi informasi. Teknologi yang berkembang begitu cepat ibarat pisau bermata dua. Selain membawa manfaat juga membawa dampak buruk.
Salah satu dampak buruk perkembangan teknologi adalah maraknya konten pornografi yang dapat diakses oleh pengguna teknologi. Padahal mengonsumsi konten pornografi dapat mempengaruhi kesehatan mental, bahkan dapat berujung kecanduan.
“Kami prihatin dengan fenomena yang terjadi saat ini. Konten-konten pornografi dapat menyebabkan seseorang sakit secara mental karena kecanduan. Karena itu, kami menciptakan aplikasi untuk mencegah kecanduan tersebut dalam ajang User Experiences (UX) Competition 2023 tingkat nasional ,” kata Rizki, Rabu, 07 Juni 2023.
Aplikasi karya tiga mahasiswa tersebut membuahkan hasil. Aplikasi FreeMe terpilih sebagai pemenang pertama dalam perlombaan yang diselenggarakan di UGM pada tanggal 2 dan 3 Juni 2023 lalu.
Lebih jauh Rizki mengatakan aplikasi FreeMe mirip dengan aplikasi game online, hanya saja penggunanya dikhususkan bagi mereka yang ingin sembuh dari kecanduan pornografi. Cara memainkan aplikasi tersebut juga cukup mudah.
Para pengguna nantinya tinggal mengunduh aplikasi tersebut, kemudian masuk menggunakan nama anonim. Tiap pengguna akan mendapatkan kesempatan bermain atau nyawa sebanyak 3 kali.
Selanjutnya pengguna akan diminta membuat target, misal dalam satu minggu tidak membuka situs berkonten porno.
Jika dalam satu minggu ternyata masih membuka konten porno, maka pengguna akan mendapatkan peringatan. Jika tidak mengindahkan peringatan yang diberikan, maka secara otomatis kesempatan bermain game atau nyawa berkurang.
Sementara itu, Amelia Puspita Wardani mengatakan aplikasi FreeMe tersebut saat masih berupa prototype dan belum dapat diunduh oleh masyarakat. Aplikasi tersebut masih memerlukan penyempurnaan, seperti masukan para pakar, baik pakar sosial, psikologi, maupun pemuka agama.
“Dalam rangka menyempurnakan aplikasi FreeMe kami perlu mendapatkan masukan dari para pakar, baik dari pakar bidang sosial, psikologi hingga pemuka agama. Kehadiran para pakar ini kami harapkan bisa melakukan validasi agar aplikasi FreeMe benar-benar menghadirkan manfaat bagi masyarakat, terutama para pecandu pornografi,” kata Amelia.
Selain itu, tim Surface555 juga akan terus mengembangkan aplikasi tersebut. Tim Surface555 merencanakan setiap peserta FreeMe akan dapat berinteraksi dengan mereka yang senasib agar bisa saling menguatkan.
Tim Surface555 menyadari persoalan kecanduan pornografi adalah masalah sensitif, sehingga para penggua harus mendapatkan pendampingan dari ahli seperti psikiater agar proses penyembuhan dari kecanduan pornografi bisa berhasil.
“Masih akan terus kami kembangkan agar aplikasi FreeMe dapat benar-benar bermanfaat untuk membantu masyarakat yang kecanduan pornografi,” pungkas Amelia.