Angkat Mitos di Pura Kota Batu, Viu Ajak Siswa SMA Main Film
Viu, sebuah aplikasi tayangan streaming film yang berpusat di Hong Kong tengah menggarap film pendek yang mengangkat mitos di Pura Luhur Giri Arjuna, Kota Batu.
Dalam proses pembuatan film pendek tersebut, Viu melibatkan puluhan pelajar SMA di Kota Batu dengan didampingi oleh seorang sutradara, yaitu Dirmawan Hatta.
Film yang berjudul 'Mantra Hujan' yang berlatar lokasi tempat ibadah agama Hindu ini menggambarkan momen sakral seorang pawang hujan membaca mantra untuk mendatangkan keberkahan berupa hujan.
"Para anak muda Kota Batu ini mengidentifikasi terlebih dulu mitos yang ada. Lalu dari beberapa usulan itu kami pilih untuk dikembangkan jadi skenario. Dari berbagai pertimbangan, tema Mitos Pawang hujan akhirnya terpilih," kata Dirmawan Hatta.
Dikatakan Hatta, ada 25 pelajar dari Kota Batu yang terlibat dalam proses pembuatan film ini. Mereka terlibat dalam proses pembuatan skrip serta menjadi pemain di film itu dengan pendampingan mentor.
"Skrip dan pemainnya juga anak-anak. Rencananya akan tayang bulan Mei," katanya.
Senior Vice President Marketing Viu, Myra Suraryo, mengatakan, program Viu Shorts merupakan sarana memacu semangat anak-anak muda dalam membuat film.
Program ini telah diadakan di 20 kota dan kabupaten seluruh Indonesia. Jika nanti film hasil garapan anak-anak muda itu mendapat atensi yang bagus, maka pihaknya sudah menyiapkan beasiswa.
"Anak yang terpilih bisa mendapat beasiswa kuliah di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Selama empat tahun kuliah di sana, Viu akan menanggung seluruh biaya kuliah," katanya.
Dengan begitu, para anak muda semakin terpacu untuk menggeluti karir sebagai seorang sineas muda profesional.
"Di perjanjian kami, ketika mereka sudah selesai, harus kembali ke kotanya dan membangun wirausaha perfilman di kotanya," tegasnya.
Lanjut Myra, tidak perlu khawatir apakah hasilnya bisa dilihat orang atau tidak. Menurutnya, melalui berbagai macam aplikasi streaming film maka akan bisa disaksikan jutaan mata dari seluruh dunia.
"Hanya dalam hitungan detik, bisa memperlihatkan karya anak bangsa ke dunia internasional. Karya mereka bisa dilihat di 16 negara dan ditonton lebih dari 40 juta orang," katanya.