Api Abadi Mrapen Kini telah Padam
Situs api abadi Mrapen merupakan sebuah fenomena geologi alam yang terletak di Desa Maggarmas, Kecamatan Gondong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Memiliki sebutan api abadi, karena api yang menyala setinggi 25 sentimeter dari mulut pipa tak pernah padam meski saat hujan turun.
Kini, api yang melegenda itu telah padam total untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hingga saat ini, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng masih berupaya mengkaji penyebab terhentinya suplai gas di sumber api legendaris tersebut.
"Kami tengah berupaya mencari langkah-langkah yang tepat agar situsnya tetap terjaga karena selama ini tempat tersebut juga menjadi ritual tahunan umat Buddha pada upacara Hari Raya Waisak," kata Kasi Energi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Wilayah Kendeng Selatan Sinung Sugeng Arianto.
Pengeboran Sumur
Kobaran Api Abadi Mrapen terpantau mulai tak stabil saat ada pengeboran sumur yang lokasinya berjarak sekitar 150 meter pada 12 September. Saat itu, pengeboran sedalam 30 meter untuk mencari sumber air justru menyemburkan air bercampur gas yang akhirnya harus dihentikan.
Lokasi pengeboran yang berjarak 200 meter dari situs abadi tersebut diduga telah menyebabkan kebocoran gas sehingga mengurangi suplai gas methane sebagai bahan bakar api.
"Sebenarnya warga sekitar juga banyak yang sudah membuat sumur bor untuk mencari sumber air. Namun, yang keluar malah semburan air bercampur gas. Dan terakhir pembuatan sumur di belakang Indomaret juga muncul semburan air bercampur gas. Sejak saat itu Api Abadi Mrapen mulai menyusut hingga menghilang," jelas pengelola Api Abadi Mrapen, David Diyanto.
Api biru yang berkobar melalui lubang pipa di titik sumber Api Mrapen, lanjut David Diyanto, perlahan mengecil sejak sepekan lalu hingga akhirnya padam total pada 25 September.
Berdasarkan data pengelola, api yang menyala karena pasokan gas rawa yang keluar secara alami dari perut bumi itu belum pernah sekalipun padam. Hanya saja, pada 1996, intensitas kobaran api tercatat sempat mengecil.
Api saat itu terselamatkan akibat ditemukan sumber gas baru dengan kandungan yang lebih melimpah berjarak sekitar 75 sentimeter dari sumber gas lama. Sumber gas baru itu kemudian dialirkan ke sumber gas lama menggunakan pipa dan nyala api kembali sempurna hingga seterusnya.
Objek Wisata
Api Abadi Mrapen merupakan destinasi wisata populer di Nusantara. Api biru yang melegenda itu kerap dijadikan sumber nyala api obor beberapa agenda nasional dan internasional. Mulai dari Pesta Olahraga Negara-negara Berkembang atau Games of the New Emerging Forces (Ganefo) pada 1 November 1963, dengan jumlah peserta 2.700 atlet dari 51 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Latin.
Lagu, Api Abadi Mrapen dipakai dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI 23 Agustus 1996 hingga api obor Asian Game 2018.
Setiap tahun Api Abadi Mrapen juga digunakan untuk menyalakan obor upacara Hari Raya Waisak bagi umat Buddha.
Sunan Kalijaga
Menilik dari sisi sejarah, konon katanya api abadi Mrapen terkait dengan berakhirnya Kerajaan Majapahit setelah ditaklukan oleh Kerajaan Demak. Kerajaan Majapahit ditaklukkan Kesultanan Demak Bintoro pada tahun 1500-1518 Masehi.
Konon Api Abadi Mrapen muncul setelah Sunan Kalijaga mencari sumber air untuk prajuritnya dengan menancapkan tongkatnya ke tanah. Namun, lubang dari bekas tongkat itu tak lama menyemburkan api yang saat ini dipercaya merupakan titik awal munculnya sumber Api Abadi Mrapen. Lalu tancapan tongkat Sunan Kalijaga yang kedua kalinya di tempat lain mengeluarkan semburan air yang bersih dan bening.
Air tersebut dimanfaatkan rombongan prajurit untuk minum. Sumber mata air itulah yang saat ini berada tidak jauh dari titik api. Titik ini berdiameter tiga meter dan kedalaman sekitar dua meter yang diberi nama Sendang Dudo.