APBD Surabaya 2025, Pemkot Masih Fokus untuk Entaskan Banjir dan Kemiskinan
Terkait pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun Anggaran 2025, Walikota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan, fokus utama pemerintah kota bersama DPRD adalah penyelesaian banjir, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan layanan dan fasilitas kesehatan.
Berdasarkan data yang dihimpun, anggaran gedung dan bangunan, dari yang sebelumnya pada APBD 2024 berada di angka Rp615 miliar, naik menjadi Rp823 miliar.
Pun dengan anggaran jalan, jaringan, dan irigasi meningkat dari Rp1,257 triliun menjadi Rp1,468 triliun.
Terkait prioritas penyelesaian banjir, Eri menjelaskan, pekerjaan saluran diversi Wiyung yang akan terintegrasi sampai ke Gresik menjadi salah satu proyek yang akan digodok untuk selesai. Saluran tersebut ditargetkan selesai pada tahun 2026 mendatang.
"Terkait jalan, dari Wiyung sampai Gresik belum selesai, lalu di Gunungsari dan depan Pondok Benowo Indah juga harus selesai karena itu targetnya selesai 2026 nanti. Semua saluran itu akan terintegrasi," ungkapnya, Jumat 2 Agustus 2024.
Sementara itu terkait prioritas faskes, Eri menyebut anggaran yang akan disepakati digunakan untuk pengadaan dan perbaikan bangunan sejumlah rumah sakit dan realisasi rencana satu Puskesmas di setiap kelurahan.
"Perbaikan gedung RS, dan puskesmas pembantu (Pustu) yang akan tergabung dalam layanan Integrasi Layanan Primer (ILP), karena di setiap kelurahan harus ada satu. Layanan itu menjadi percontohan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), supaya masyarakat lebih nyaman untuk berobat," paparnya.
Terkait prioritas pengentasan kemiskinan, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini menjelaskan, pihaknya akan mempertahankan skema-skema yang sudah berjalan selama ini, seperti padat karya dan pelatihan kerja.
"Pengentasan kemiskinan sudah kita lakukan dengan model padat karya, serta pelatihan kerja oleh Disperinaker dengan melihat kebutuhan yang ada," pungkasnya.
Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono juga meminta supaya APBD 2025 diprioritaskan pula untuk merevitalisasi bangunan cagar budaya dan menghidupkan kembali tempat-tempat bersejarah di Kota Pahlawan, yang akan menyumbang terhadap PAD Kota Surabaya.
“Jadi masyarakat tidak menumpuk di Jalan Tunjungan saja, akan dibagi, termasuk ada yang di Jembatan Merah (Kota Lama) yang sudah diresmikan, di Jalan Veteran nanti dihidupkan, karena dahulu pada zaman Hindia-Belanda itu adalah kota-kota yang hidup karena di tepi sungai yang bagus, nanti juga harus dihidupkan semua,” ungkap politikus kawakan PDIP tersebut.