APBD Surabaya 2024 Rp 10,9 Triliun, Ini Prioritasnya
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota Surabaya tahun 2024 resmi ditetapkan sebesar Rp 10,9 triliun, tepatnya sebesar Rp 10.984.338.989.794,00. APBD 2024 itu digedok oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama DPRD Kota Surabaya pada rapat paripurna yang digelar hari Jumat 10 November 2024 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan.
Pada kesempatan itu, Walikota Eri mengatakan APBD 2024 memprioritaskan bidang pendidikan, kesehatan dan juga infrastruktur. Dalam bidang pendidikan, Pemkot Surabaya terus berusaha menjamin akses pendidikan yang berkualitas, seperti penerapan zonasi sekolah, pemberian seragam gratis bagi pelajar tidak mampu, dan pemberian beasiswa pemuda tangguh untuk pelajar SMA/SMK dan juga perguruan tinggi.
Sedangkan dalam bidang kesehatan, Pemkot Surabaya juga terus berbenah menyediakan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada warga. Mulai pelayanan kesehatan 24 jam dan juga pelayanan Universal Health Coverage (UHC) yang saat ini sudah 100 persen. Bahkan, di tahun 2024 nanti akan ada pembangunan rumah sakit di Surabaya Timur dengan tipe C.
“Khusus untuk pendidikan dan kesehatan, angkanya masing-masing di level 21 persen dari APBD 2024, karena kita ingin menjamin pendidikan dan kesehatan seluruh warga Kota Surabaya,” kata Walikota Eri.
Selanjutnya di bidang infrastruktur, Pemkot Surabaya berkomitmen untuk menuntaskan pembangunan jalan di Wiyung, jalan di Banyuurip dan juga pembangunan underpass Dolog. Selain itu, pemkot juga akan fokus pada sarana-prasarana lain, seperti pavingisasi, perbaikan saluran air yang menekan ancaman banjir, lampu penerangan umum, perbaikan berbagai balai RW untuk mendekatkan layanan pada masyarakat, dan juga program pemberdayaan masyarakat, penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan.
“Kita targetkan di tahun 2024 angka kemiskinan di bawah 2 persen,” tegasnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 5,23 persen atau sekitar 152,49 ribu jiwa, kemudian di tahun 2022 turun menjadi 4,72 persen atau sekitar 138,21 ribu jiwa, dan di tahun 2023 turun menjadi 4,65 persen atau sekitar 136,37 ribu jiwa. Sedangkan angka kemiskinan ekstrem Surabaya pada tahun 2021 berada di angka 1,2 persen atau sekitar 35 ribuan, kemudian pada tahun 2022 angkanya turun menjadi 0,8 persen atau sekitar 23 ribuan.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan keberhasilan penetapan APBD Surabaya pada Hari Pahlawan itu berkat kekompakan dan kerja sama semua pihak. Antara pimpinan dan semua anggota legislaitf, sinergi semua fraksi, serta antara DPRD Surabaya bersama Wali Kota Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Armuji bersama seluruh aparatur Pemkot Surabaya. “Dan, yang lebih penting lagi berkat partisipasi seluruh rakyat Kota Surabaya, yang handerbeni dan mencintai Kota Pahlawan ini,” kata Adi.
Menurutnya, dengan penetapan APBD Surabaya yang lebih dini ini, diharapkan aparatur pemerintah kota bisa menyiapkan lebih matang program dan kegiatan Surabaya lebih matang di tahun depan. Bahkan, ia berharap pada 2 Januari 2024, APBD bisa berjalan dengan efektif.
Adi juga menegaskan bahwa program-program pembangunan Kota Surabaya disusun melalui masukan, saran dan gagasan dari berbagai representasi masyarakat di kampung-kampung, yang dihimpun melalui musyawarah pembangunan. Juga melalui penjaringan aspirasi masyarakat yang dilakukan 50 anggota DPRD. Maupun melalui pertemuan-pertemuan informal dengan warga masyarakat di berbagai kampung dan pemukiman.
“Pembangunan menyentuh di semua wilayah Surabaya, menyentuh di semua lapisan masyarakat, melibatkan semua kampung dan pemukiman, serta mencakup sekian banyak urusan pemerintahan. Kita beruntung punya kekuatan APBD yang besar, yang ditopang sumber daya manusia yang bagus, sistem pelayanan yang terus berbenah, serta leadership yang hebat di semua tingkatan. Ditambah lagi, kemajuan Surabaya digerakkan oleh partisipasi masyarakat yang hebat dan luar biasa,” kata Adi.
Ia juga menjelaskan bahwa pihaknya juga menaruh perhatian lewat berbagai upaya sistematis untuk mengentas kemiskinan, menekan angka pengangguran melalui program-program padat karya sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat. “Sebagai kota besar, Surabaya tidak henti berbenah. Semakin maju kotanya, semakin sejahtera warganya,” pungkasnya. (ADV)
Advertisement