Aparat Kepung Wadas, Pengamat UI: Mereka Bermental Penjajah
Pengamat sosial politik Universitas Indonesia Rocki Gerung menilai, cara polisi menghadapi penduduk sipil Desa Wadas Kecamatan Bener Purworejo, Jawa Tengah, sama dengan cara polisi penjajah Belanda, ketika mereka menindas bangsa Indonesia.
"Saya jadi bertanya, mereka itu Polisi Republik Indonesia (Polri) atau polisi penjajah yang berseragam Polri?" tanya Rocky Gerung di Jakarta Rabu 9 Februari 2022.
Rocky Gerung mengaku miris melihat polisi mengepung warga Desa Wadas dan menangkap penduduk yang lugu, seperti mereka menangkap penjahat. "Ini menunjukkan instruksi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada bawahannya, agar bersikap humanis dalam menghadapi masyarakat, masih sebatas retorika. Belum diimplementasikan dengan sungguh-sungguh," ujarnya.
Rocky Gerung menyesalkan kejadian itu apapun dalihnya.
Muhammadiyah Kecam Ricuh Wadas
Sementara, Majelis Hukum dan HAM (MHH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengecam dugaan penutupan dan pembatasan akses informasi publik saat Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah dikepung aparat kepolisian bersenjata lengkap pada Selasa 8 Februari 2022.
"Mengecam keras dugaan pemadaman listrik, menutup dan membatasi akses informasi publik terkait dengan kondisi di Desa Wadas," kata Ketua MHH Muhammadiyah, Trisno Raharjo dalam keterangan resminya, Rabu 9 Februari 2022.
PLN Bantah Lakukan Pemadaman
Kabar pemutusan listrik di Desa Wadas, dibantah oleh PT PLN (Persero). Mereka menepis tudingan adanya unsur kesengajaan padamnya listrik demi menghambat komunikasi warga di Desa Wadas, Purworejo.
PLN menegaskan, pemadaman listrik di Desa Wadas terjadi akibat adanya gangguan pohon tumbang yang menimpa jaringan PLN.
Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Magelang, Yunarsih menuturkan, PLN memastikan terus menjalankan tugasnya menjaga pasokan listrik ke pelanggan, perseroan tidak terlibat dalam kegiatan di luar itu.
“PLN tidak bisa serta merta memadamkan aliran listrik tanpa alasan yang jelas, kecuali dalam keadaan darurat seperti bencana alam. Faktor lain yang menyebabkan listrik padam adalah gangguan,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu 9 Februari 2022.
Yunarsih melanjutkan, berdasarkan penelusuran di lapangan, padam listrik yang terjadi pada 9 Februari 2022 di Desa Wadas akibat pohon bambu yang tumbang menimpa jaringan, pada pukul 10.20 WIB gangguan telah berhasil ditangani petugas dan aliran listrik sudah kembali pulih.
Ia mengakui upaya lokalisir tersebut memang terhambat akibat lalu lintas yang ramai dan padat di sekitar lokasi, sehingga proses pencarian penyebab padam membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pada 2 hari sebelumnya, yaitu pada tanggal 7 Februari 2022 pukul 20.58 WIB juga terdapat gangguan yang disebabkan oleh faktor binatang di lokasi yang sama. Namun, pada pukul 23.00 WIB PLN berhasil mengatasi dan langsung memulihkan aliran listrik.
Sedangkan pada hari Selasa tanggal 8 Februari 2022 PLN tidak menerima informasi terkait padam listrik seperti yang diberitakan. “Jadi memang murni karena adanya gangguan dari alam. Tidak ada unsur kesengajaan. Kami berkomitmen untuk terus memberikan listrik yang handal kepada masyarakat,” kata Yunarsih.
Diimbau bagi masyarakat yang ingin melaporkan gangguan ataupun mendapatkan informasi seputar kelistrikan dapat melalui aplikasi PLN Mobile yang dapat diunduh di Playstore dan Appstore ataupun menghubungi Contact Center 123.
Aksi di Mapolda DIY
Sementara, puluhan orang yang terdiri berbagai elemen masyarakat menggelar unjuk rasa sebagai bagian dari aksi solidaritas Wadas di depan Markas Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 9 Februari 2022, siang.
Massa mendesak kepolisian membebaskan warga Wadas, Bener, Purworejo, Jawa Tengah yang ditahan terkait konflik penambangan batu andesit untuk proyek strategis nasional (PSN) Bendungan Bener, menurut sumber dari LBH Pers Yogyakarta.
Massa terpantau mulai berkumpul di depan Mapolda DIY, Depok, Sleman mulai pukul 12.00 WIB. Massa aksi juga menuntut agar aparat kepolisian segera angkat kaki dari Desa Wadas.