Apakah Debat Publik Pilgub Jatim Bakal Sepanas Debat Pilgub Jakarta?
Ajang debat publik pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim, bakal segera berlagsung, Selasa 10 April, malam nanti, dengan dimoderatori oleh Alfito Deannova Gintings (CNN) dan Anisha Dasuki (iNews).
Masih ingat dalam benak kita bagaimana kericuhan terjadi di debat publik akibat penonton yang tak disipilin. Seperti yang terjadi pada debat publik Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Mengatasi hal itu, Alfito punya cara.
"Moderator harus bisa mengendalikan penonton, penonton kan jadi isu juga di debat-debat di daerah lain," ujar Alfito, Senin 9 Maret 2018.
Alfito mengatakan, penonton hanya bisa berekspresi ketika ruang itu dibuka oleh moderator, begitu pula yel-yel dukungan, dan celetukan. Ruang itu akan dibuka ketika tidak ada interaksi antara pasangan calon, atau pun saat pasangan calon menyampaikan pendapat dan menjawab pertanyaan panelis.
"Misalnya paslon selesai menjawab, penonton boleh tepuk tangan, atau ketika para paslon masuk dan keluar stage, penonton boleh tepuk tangan," kata Alfito.
Soal alat peraga kampanye, Alfito pun menyarakankan para penonton pun untuk tak membawanya. Menurutnya alat peraga justru kerap kali digunakan untuk alat provokasi, alat peraga, katanya, lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Sekecil-kecilnya alat peraga itu bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang tak diinginkan. Alat peraga kampanye juga bisa membuka membuka ruang untuk provokasi, dan debat yang tidak sportif.
"Moderator debat itu modalnya sebenarnya netralitas dan disiplin, kalau misalnya gak disiplin ya repot, kita kan hanya ngatur traffic aja sebenarnya," kata Alfito.
Ia pun mengapresiai langkah hebat KPU Jatim, karena telah berani membuka nama-nama panelisnya bahkan sebelum debat berlangsung.
"Kalau di jakarta panelis itu benar-benar disimpan sehingga orang baru mengetahui panelisnya di hari H penyelenggaraan, itu artinya KPU percaya, rakyat percaya, bahwa paslon gak akan aneh-aneh," ujarnya,
Sebagaiman diketahui, KPU melibatkan empat akademisi, yang bertindak sebagai perumus materi sekaligus panelis dalam debat publik. Keempat orang itu, yakni Nunuk Nuswardani pakar Hukum Administrasi Negara Universitas Trunojoyo Madura, Abdul Chalik pengamat Politik Pemerintahan Lokal dan Perbandingan Kelembagaan Negara.
Selanjutnya adalah, Lutfi J. Kurniawan Akademisi dan Aktivis Anti Korupsi (Malang Corruption Watch) dan Fauzan pengajar Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang.
"Debat Pilgub Jatim kali ini pasti akan seru, tapi yang paling penting bukan serunya, melainkan bagaimana pertukaran ide dan gagasan itu benar-benar disampaikan, jangan sampai menyerang pribadi, atau masalalu yang tak relevan dengan rencana kerja masadepan," tandas Alfito.
Debat publik yang digelar di Dyandra Convention Center, Jalan Basuki Rahmat Surabaya pukul 19.00-22.00 WIB malam nanti ini KPU memberlakukan batasan bagi jumlah tim massa kampanye, yakni hanya 150 orang bagi masing-masing paslon.
Pihak KPU juga tidak akan menyiapkan layar besar atau tv plasma didepan Gedung Dyandra, demi menghindari potensi pengerahan massa dalam jumlah besar. (frd)
Advertisement