Apa Itu Gempa Megathrust? Ini Beberapa Titik Rawannya
Gempa bumi terjadi tepat di zona megathrust atau pertemuan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. BMKG mencatat gempa ini terjadi tepat pukul 19.04 WIB, Sabtu 12 Januari 2019.
Apa sebenarnya gempa megathrust? Mengutip Tirto.id, Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Jaya Murjaya, mengatakan, sebagaimana namanya, gempa megathrust berasal dari apa yang disebut zona megathrust, yaitu zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
Berdasarkan ciri-cirinya, lempeng bumi dibagi menjadi dua: lempeng samudera dan lempeng benua. Lempeng benua lebih tipis dari lempeng samudera sehingga saat keduanya bertumbukan, "Lempeng samudera bisa masuk ke dalam lempeng benua dan menyebabkan guncang besar." Pada zona megathrust, lempeng samudera bisa masuk ke lempeng benua yang bagian atasnya adalah Pulau Jawa.
Menurut Peta Sumber Gempa Nasional 2017 yang diterbitkan oleh pemerintah melalui Pusat Studi Gempa Nasional (Pusgen), zona yang berpotensi memunculkan gempa megathrust di Jawa berada di tiga lokasi, yaitu wilayah perairan Selat Sunda, wilayah selatan perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah serta segmen Jawa Timur-Bali.
Tiga lokasi ini, mengalami apa yang disebut kekosongan gempa (seismic gap) berdasarkan data kejadian 100 tahun (1900-2013) dengan magnitudo 7 skala richter.
"Zona kosong gempa itu menyimpan potensi gempa besar karena energi dari gesekan dua lempeng itu masih tersimpan. Magnitudo nya bisa mencapai 8,6-9 skala richter dan menyebabkan tsunami" kata dia. Proses penujaman lempeng masih terjadi dengan laju 60-70 milimeter per tahun
Masalahnya, tak ada yang bisa memprediksi kapan pergeseran itu menyebabkan gempa. Seperti gemla yang terjadi pada pukul 19.04 WIB, Sabtu 12 Januari 2019 tadi. Semoga gempa kali ini tidak disusul gempa selanjutnya. (man)