Rapid Test UTBK Surabaya, Dua Peserta Pingsan saat Antre
Ratusan peserta UTBK terpantau melakukan rapid test di salah satu laboratorium Parahita Surabaya. Dua peserta bahkan sempat terjatuh pingsan karena kelelahan menunggu.
"Eeh ada yang pingsan itu, kasihan kecapekan sampai pucat," teriak salah satu orang tua yang juga menunggu anaknya rapid test di Parahita, Jumat, 3 Juli 2020.
Salah satu orang tua calon peserta UTBK di ITS asal Sidoarjo, Titik yang berusia 52 tahun mengatakan dua peserta pingsan saat antre di laboratorium Parahita. Ia pun mengaku jika anaknya juga tak sempat sarapan karena tergesa pergi ke Surabaya untuk rapid test.
"Mendadak sekali kesannya, jadi meyusahkan. Anakku sampai belum sarapan karena tergesa-gesa kemari. Sampai ada yang pingsan dua. Aku kurang setuju rapid dadakan. Sebenarnya satu minggu sebelum tes," imbuh Titik.
Titik menceritakan sudah menunggu anaknya hampir lima jam lamanya. Namun anaknya belum keluar ruangan pemeriksaan.
Disisi lain, Direktur Marketing lab Parahita Dharmawangsa, Mizan Sulthon menggungkapkan, sejak Kamis, 2 Juli 2020 sore sudah ada 200 calon peserta yang rapid test. "Hari ini sampai pukul 10.30 WIB ada 300 orang. Sebab, Parahita memberikan promo sejak 1 Juli menjadi Rp 199.000," ujar Mizan.
Syarat untuk mengikuti rapid tes tersebut, antara lain, KTP atau kartu pelajar dan surat pendaftaran UTBK. Pihaknya mengaku tak tahu tentang syarat UTBK harus melakukan rapid tes terlebih dahulu.
"Tiba-tiba sore banyak ke sini terus kami tanya dan kita baca harus test rapid test langsung membludak hampir di semua cabang kami," ujar Mizan.
Jika di lab Parahita Dharmawangsa sudah overload, maka pihaknya akan mengarahkan calon peserta ke tiga cabang lainnya. Ia menambahkan tak ada kuota yang ditetapkan untuk membatasi layanan rapid test di tempatnya.
"Kami tak ada kuota, unlimited. Kalau tempatnya sudah penuh langsung diarahkan ke tiga cabang lain di Surabaya, biar tidak membludak di satu tempat. Kemarin ada beberapa dari luar kota, dari Lamongan. Animonya cukup banyak," paparnya.
Hingga saat ini, Mizan mengatakan belum ada yang reaktif. Sebab dia belum mendapatkan laporan reaktif. Jika pun terdapat hasil reaktif langsung dihubungkan ke Dinkes Surabaya untuk ditindaklanjuti.