Antisipasi TBC, Dinkes Kabupaten Kediri Periksa Ratusan Santri
Sebagai upaya antisipasi dan deteksi dini penyakit Tuberkolosis (TBC), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, melakukan pemeriksaan dahak terhadap ratusan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al-Falah.
Dalam kegiatan ini Dinkes Kabupaten Kediri menggandeng Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jawa Timur.
Sebelum dilakukan pemeriksaan, para Santri ini diberi penyuluhan prihal penyakit TBC. Soal proses penularan dan gejalanya. TBC merupakan penyakit menular yang menyebabkan banyak kematian.
Setelah diberikan penyuluh maka dilanjutkan pemeriksaan. Teknis pemeriksaanya dilakukan dengan cara para santri diminta untuk berdahak. Ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri TBC. Dahak tersebut akan diteliti melalui laboratorium.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) 2018 menyebut Indonesia termasuk satu dari 13 negara dengan beban tinggi terhadap penyakit TBC. Termasuk diantaranya India. Sementara Jawa Timur menempati urutan kedua di Indonesia.
“Penderita TBC positif harus menjalani pengobatan hingga sembuh, selama kurang lebih 6 bulan,” kata Nur Munawaroh, Kasi P2PM Dinkes Kabupaten Kediri.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Kediri selama triwulan terakhir yakni Juli, Agustus, dan September ditemukan sebanyak 2.035 orang suspect TBC. Sebanyak 432 dinyatakan positif. Data tersebut dikumpulkan melalui validasi 37 puskesmas, 6 rumah sakit dan 4 klinik di Kabupaten Kediri.
Sementara itu, Sunarta Abdullah, penasihat Ponpes Queen Al-Falah mengatakan tingginya intensitas kegiatan bersama, tak menutup kemungkinan tertularnya penyakit ini apabila salah satu diantaranya sakit. Meski selama ini, penyakit yang lazim diderita para santri adalah gatal-gatal. “Harapan kita kegiatan ini berkesinambungan,” harapnya.
Ponpes Queen Al-Falah memiliki jumlah santri sebanyak 9.000 ribu orang. Ponpes ini telah memiliki sebuah Poliklinik, yang siap melayani keluhan kesehatan para santrinya.