Antisipasi Pneumonia Misterius, Dinkes Surabaya Tingkatkan KIE
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mengimbau masyarakat untuk mewaspadai pneumonia misterius.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya juga menyiapkan sejumlah langkah antisipasi, meskipun hingga saat ini belum ada laporan terkait kasus tersebut.
“Untuk kasus di Kota Surabaya, sampai dengan saat ini belum ada laporan terkait temuan kasus yang diduga karena pneumonia misterius,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina, Kamis, 7 November 2024.
Nanik menjelaskan sejumlah langkah antisipasi yang dilakukan oleh Dinkes Kota Surabaya, di antaranya mengeluarkan Surat Edaran (SE) kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) se-Kota Surabaya agar meningkatkan upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin dengan pendekatan.
“Meningkatkan kewaspadaan dini, serta meningkatkan standar dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di seluruh fasyankes terutama terhadap kasus yang dicurigai pneumonia,” jelasnya.
Tak hanya sampai di situ, Dinkes Kota Surabaya juga terus menyebarluaskan informasi terkait kewaspadaan terhadap penyakit pneumonia misterius dan pentingnya imunisasi Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) dalam program Imunisasi Nasional yang diberikan sebanyak dua kali pada usia 2-11 bulan dan satu kali pada usia 12 sampai 24 bulan, sebagai upaya pencegahan penyakit pneumonia melalui fasyankes di masing-masing wilayah.
“Mengimbau kepada Fasyankes untuk melaporkan setiap penemuan kasus yang dicurigai pneumonia misterius ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam waktu kurang dari 24 jam,” ujar dia.
Terakhir, pihaknya mengimbau kepada masyarakat, apabila seseorang yang mempunyai riwayat perjalanan ke negara atau wilayah terjangkit dan mempunyai gejala sakit pneumonia, seperti batuk kering atau berdahak, demam lebih dari 38 derajat celcius, sesak nafas, nyeri dada ketika bernafas, kelelahan, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan diare, untuk segera melapor dan berobat ke fasyankes terdekat.
“Kami juga melakukan pemantauan perkembangan kasus dan negara terjangkit di tingkat global melalui website resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu https://kemkes.go.id/,” tandasnya.
Advertisement