Antisipasi Corona, BI Kediri Sarankan Transaksi Non Tunai
Sebagai salah satu upaya antisipasi agar masyarakat terhindar dari penyebaran virus corona melalui perantara benda (uang). Bank Indonesia perwakilan Kediri menyarankan agar masyarakat memanfaatkan teknologi dalam melakukan transaksi keuangan.
Menurut keterangan Kepala Kantor Perwakilan BI Kediri Sofwan Kurnia menjelaskan jika penyebaran virus Corona menjadi sebuah ancaman atau kekhawatiran, maka dengan sistem pembayaran non tunai penggunaan Quick Response Code Indonesia Standart (QRIS) ini, masyarakat tidak perlu repot untuk mencabut uang maupun menerima pengembalian saat berbelanja.
Masyarakat cukup dengan scan ke pedagang, pembayaran bisa langsung terlaksana. Dengan demikian masyarakat bisa terhindar dari risiko penyebaran virus menempel di lembar atau keping uang.
"Jadi kalau kita lihat bagaimana penyebaran virus corona itu, bisa menjadi sebuah ancaman atau kekhawatiran masyarakat. Maka dengan QRIS ini kita tidak perlu mencabut atau menerima pengembalian uang dari belanja kita. Cukup dengan scan QRIS dari pedagang, pembayaran bisa terlaksana. Dan kita juga bisa terhindar dari risiko penyebaran virus yang ada di uang," imbaunya.
Ia berharap virus yang awalnya dibawa oleh binatang ini segera mereda. Namun mereka juga meminta masyarakat tidak terlalu cemas, karena nantinya dapat membawa dampak terganggunya perekonomian.
"Karena jika terlalu khawatir justru nantinya dapat menganggu perekonomian. Masyarakat menjadi takut beraktivitas, melakukan ini itu, padahal sebetulnya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah sangat baik. Tentunya kepedulian masyarakat untuk ekonomi bisa tumbuh kembali menjadi lebih baik. Itu yang harus menjadi perhatian kita bersama," ungkapnya.
Ia tidak memungkiri, jika penyebaran virus corona sempat menganggu transaksi perdagangan antar negara, khususnya barang impor yang didatangkan ke Indonesia.
Namun hal ini sudah teratasi ketika pemerintah sudah membuka kembali kran impornya.
"Berdasarkan informasi langsung yang kita peroleh, sebenarnya terkait dengan impor, mungkin nanti berpengaruh terhadap harga-harga di Kota Kediri. Dari hasil meeting kita dengan Pemerintah di Kota Kediri dan juga Madiun, barang komoditas yang diimpor memang sempat tertahan, tetapi ketika pemerintah melepas kembali kran impornya, harganya sudah mulai normal lagi," jelas Sofwan.
Ia mencontohkan komoditas barang impor yang sempat mengalami kenaikan harga dan menjadi penyumbang inflansi adalah bawang putih. Sementara untuk transaksi keuangan pengiriman uang dari luar negri oleh TKI (remittance) ke Indonesia masih lancar, tidak terpengaruh dampak penyebaran virus corona.
"Ya kalau remittance kan dari luar negeri. Kalau Gajinya ditransfer melalui bank yang ditutup di negara asalnya mungkin tertahan. Tetapi kalau pengirimannya menggunakan layanan aplikasi online, entah itu mobile banking seharusnya lancar," katanya.