Antisipasi Legionellosis, Ini yang Dilakukan Pemkot Surabaya
Guna meningkatkan kewaspadaan penyakit Legionellosis di Surabaya, Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengeluarkan surat edaran terkait hal tersebut.
Surat edaran bernomor HK.02.02/C/4310/2022 ini menindaklanjuti penemuan penyakit Legionellosis di beberapa negara. Adapun gejala dari penyakit tersebut adalah demam, nyeri otot, diare, kehilangan nafsu makan, lemah lesu dan sakit kepala.
Hingga saat ini, Kepala Dinas Kesehatan Nanik Sukristina menyatakan bahwa di Surabaya belum ada penemuan terkait penyakit tersebut.
"Sampai sekarang belum ada di Surabaya, kalau yang saya ketahui di luar Jawa sudah ada beberapa. Tapi di Surabaya belum ada," kata Nanik, Selasa, 27 September 2022.
Menurutnya, penyakit ini tidak berbahaya seperti Covid-19. Legionellosis lebih seperti flu yang disertai batuk berdahak, maka dari itu bisa menimbulkan sesak napas. "Hampir mirip seperti flu. Menyerang paru-paru," jelasnya.
Ia menjelaskan, penyakit ini dapat menyerang semua usia, terutama lansia atau usia 50 tahun ke atas. Untuk itu, Nanik meminta agar lansia dan komorbid tetap waspada terhadap penyakit ini.
Terkait penularan Legionellosis pada manusia dapat melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionellosis, melalui aspirasi air yang terkontaminasi dan juga pengompresan luka dengan menggunakan air yang terkontaminasi.
Jika ada warga Surabaya yang mengalami gejala di atas, dia pun meminta untuk langsung melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat.
"Kami sudah keluarkan surat edaran tersebut ke faskes dan Rumah Sakit (RS) dalam rangka kewaspadaan dini. Nantinya pada RS akan discreening sesuai dengan tatalaksana," terang Nanik.
Terakhir, ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan bersih (PHBS). "PHBS tetap harus dijaga, itu hal utama yang harus dilakukan. Pakai masker saya rasa sangat penting untuk kita laksanakan," tandasnya.