Antisipasi Keracunan, Dinkes Bagikan Tips Olah Daging Kurban
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya melakukan langkah antisipasi agar kejadian keracunan masal yang menimpa warga Kalilom Lor Indah Seruni II, Kali Kedinding, tak terulang kembali. Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina memberikan langkah-langkah mengolah daging kurban pada masyarakat.
Nanik mengatakan, untuk bahan pangan yang berasal dari olahan makanan dari hewan kurban, proses penyembelihan harus dipastikan telah dilakukan secara higienis mengingat daging mempunyai kandungan protein dan mudah membusuk.
"Sehingga harus segera didistribusikan (tidak lebih dari dua jam) dan diolah atau disimpan di kulkas untuk mempertahankan kualitasnya (jika masih akan disimpan, daging tidak perlu dicuci)," terang Nanik.
Sementara itu, lanjutnya antara daging sapi dan kambing berbeda waktu penanganannya. Daging kambing lebih mudah rusak dibandingkan daging sapi.
Kambing dengan kandungan protein lebih tinggi bisa bertahan kurang lebih enam jam dalam suhu ruangan, sehingga jika lebih dari 6-10 jam maka daging cenderung sudah rusak.
Kedua, papar Nanik, memastikan sebelumnya semua bahan pangan yang akan dikonsumsi dicuci bersih, higienis dan diolah/dimasak dengan baik dan benar-benar matang (dimasak pada suhu >70 derajat celcius).
Ketiga, mengecek kembali bahan tambahan lainnya seperti bumbu yang digunakan atau bahan kemasan sebagai pendukung pengolahan bahan pangan aman dan masih belum kadaluwarsa.
"Keempat, menjaga kebersihan makanan yang akan dikonsumsi, mencuci tangan sebelum makan, dan jangan menyantap makanan yang sudah berbau tidak sedap, berlendir, atau berjamur," terangnya.
Kelima, Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam berkegiatan sehari-hari secara disiplin dan konsisten untuk mencegah risiko penularan penyakit baik dari lingkungan maupun dari bahan pangan yang dikonsumsi.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 71 warga Kalilom Lor Indah Seruni II, Kali Kedinding, Kenjeran, Surabaya mengalami keracunan masal. Diduga warga keracunan akibat menyantap berbagai macam olahan daging kurban.
Advertisement