Antisipasi Kemacetan Demo Omnibus Law, Dishub Rekayasa Lalin
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya melakukan beberapa antisipasi, akibat dari berkumpulnya masyarakat dalam jumlah besar, terkait dengan demo penolakan Omnibus Law, pada Kamis, 8 Oktober 2020.
Kepala Dishub Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad mengatakan, salah satu langkah dari petugas adalah membuat rekayasa lalu lintas. Agar tidak terjadi kemacetan yang panjang.
“Pintu masuk mulai dari A. Yani, antisipasi dari arah Gresik, dari Sidoarjo semua kita antisipasi ya titik-titik kumpul itu,” kata Irvan, kepada awakmedia, Kamis, 8 Oktober 2020.
“Biasanya mengarah ke Indrapura, ada penutupan di Simpang Veteran situ, Pasar Besar juga. Kalau Grahadi kita alihkan ke Embong Wungu,” lanjut Irvan.
Selain itu, kata Irvan, Dishub Surabaya juga bakal memanfaatkan sejumlah kamera CCTV yang telah terpasang di seluruh ruas jalan. Langkah tersebut diambil, guna memantau perkembangan kemacetan.
“Jadi kami akan menginformasikan dari pantaun kamera kita, melalui sosial media. Kemudian dari informasi CCTV kita akan kita sampaikan ke publik, menghindari kawasan yang padat,” ungkapnya.
Irvan mengungkapkan bahwa Dishub Surabaya telah menurunkan 150 personel, yang bertugas untuk melakukan pantauan di titik tertentu. Untuk mengantisipasi kepadatan pengendara.
“Kita turunkan patroli tambahan, seperti patroli rambu, patroli trafic dan kita juga siagakan intelejen transport untuk memonitor memungkinan terjadinya kepadatan lalu lintas dan imbas pengalihan lalu lintas,” jelasnya.
Oleh karena itu, Irvan mengimbau agar masyarakat tidak melewati ruas jalan yang kemungkinan menjadi tempat berkumpulnya demonstran. Agar kemacetan yang sudah diantisipasi dapat berjalan efektif.
“Kita mem-backup jajaran kepolisian dari sisi keamanan. Kita berharap masyarakat juga yang sekiranya tidak berkempentingan agar menghindari jalan-jalan yang digunakan oleh para peserta demonstran,” tutupnya.