Antisipasi Kekeringan Ekstrem, BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca di Malang
Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika (BMKG) mulai melakukan upaya modifikasi cuaca dalam rangka meningkatkan curah hujan di tengah musim kemarau. Salah satunya di Jawa Timur, tepatnya di Malang, 1-10 Juni 2024.
Ketua Tim Meteorologi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Shanas Septy mengatakan, bahwa program modifikasi cuaca tersebut dilakukan oleh BMKG Pusat bekerja sama dengan sejumlah stakeholder.
Target dengan dilakukannya modifikasi cuaca ini tak lain untuk mengantisipasi kekeringan ekstrem. Apalagi, beberapa daerah telah mengalami kekeringan sesuai dengan dinamika cuaca.
"Berdasarkan pantauan balai besar wilayah sungai, debit air baik DAS dan waduk sudah menurun pada periode peralihan musim dan awal musim kemarau. Antisipasi ini diperlukan agar debit air tetap terjaga dan dapat digunakan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari dalam menghadapi musim kemarau. Khususnya pada periode puncaknya di bulan Juli dan Agustus," kata Shanas kepada Ngopibareng.id.
Ia mengatakan, proses modifikasi cuaca sendiri dengan cara menebar garam mikroskopis pada awan-awan potensial di berbagai daerah di area tangkapan air berupa waduk dan DAS. Sehingga, hujan yang turun dapat memenuhi waduk maupun DAS.
Untuk pengamatan cuaca di Jatim, Shanas menyebut, musim kemarau awal sudah terjadi di sebagian wilayah Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi pada April 2024.
"Sedangkan untuk puncak musim kemarau nanti dominan terjadi pada bulan Agustus 2024," pungkasnya.
Kendati demikian, ia menyebut, tidak menutup kemungkinan hujan masih bisa terjadi di musim kemarau nanti dengan intensitas berbeda sesuai dengan dinamika cuaca dan kondisi daerah.
Advertisement