Antisipasi Hepatitis, Jemaah Haji Asal Pacitan Jalani Tes Darah
Sejumlah 197 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Pacitan Jawa Timur harus menjalani pemeriksaan kesehatan ketat oleh Panitia Pelaksana Ibadah Haji, di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (Ahes). Hal itu menyusul status Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A yang tengah mewabah di Pacitan.
Pantauan ngopibareng.id, para jemaah asal Pacitan yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 4 tersebut, dikumpulkan di Hall Zaitun Ahes, untuk discreening dan diambil sampel darahnya.
Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Surabaya, Muhammad Budi Hidayat, mengatakan serangkaian pemeriksaan kesehatan itu diperlukan untuk mendeteksi dan mengantisipasi apabila ada jemaah yang mengidap hepatitis A.
"Kami mengantisipasi resiko penularan terjadinya penyakit Hepatitis A CJH Pacitan. CJH Pacitan kita lakukan screening di laboratorium dan dilanjutkan pemeriksaan kesehatan klinis apakah CJH mengidap penyakit atau tidak," kata Budi, Sabtu, 6 Juli 2019, siang.
Pemeriksaan dua tahap itu, kata Budi dilakukan khusus untuk CJH asal Pacitan. Sebab, bagi CJH asal daerah lain hanya akan dilakukan pemeriksaan kesehatan klinis saja, tanpa melalui pemeriksaan di laboratorium.
"Kalau yang biasa tidak dilakukan laboratorium. Kalau sekarang pakai laboratorium untuk mengetahui resiko penularan pada CJH," jelas dia.
Uji laboratorium itu, lanjut Budi, hanya membutuhkan waktu selama 30 menit, lantaran menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Kendati demikian, Budi memastikan hal itu tak menggangu jadwal pemberangkatan para jemaah.
"Kita lakukan RDT paling setengah jam sudah tahu hasilnya, tidak terlalu lama, tidak sampai mengganggu jadwal keberangkatan," tuturnya.
Apabila ada CJH yang kedapatan terjangkit virus hepatitis A dalam tubuhnya, maka tim dokter akan segera melakukan penanganan medis, yakni dirujuk ke rumah sakit untuk pendampingan atau isolasi.
Usai penanganan dirasa cukup dan hasilnya menunjukan bahwa jemaah tersebut bebas dari virus hepatitis, CJH tersebut bisa tetap berangkat untuk menunaikan ibadah haji di tanah suci.
"Kita rujuk ke dokter di rumah sakit untuk diobati. Tetap nanti akan kita berangkatkan meskipun tidak sesuai jadwal. Ditangani dulu agar CJH bisa nyaman sehat beribadah haji," terang Budi.
Seperti diketahui, saat ini sistem tempat tinggal jemaah di Tanah Suci adalah zonasi, Budi pun mengimbau kepada jemaah yang berada dalam satu kloter pengidap hepatitis A tersebut agar berhati-hati agar tak tertular.
"Kita obati, kita kasih penyuluhan, kita imbau selalu PHBS, Perilaku hidup bersih dan sehat. Kita juga berikan dokter 1 kloter 1 dokter," pungkasnya.
Sementara itu salah satu jemaah asal Pacitan Sugeng Budiarto, 52 tahun, mengaku mendukung langkah PPIH melakukan pengecekan kesehatan ketat demi kesehatan bersama.
"Ya memang harus demikian, ini positif untuk mengecek, sekali lagi jangan sampai kita ini mengidap virus Hepatitis, jangan sampai tertular ke yang lain," ucapnya.
Selama ini, lanjut Sugeng, dirinya menjaga kesehatan dan pola hidup sehat di daerah asalnya. "Selain niat, ibadah haji juga sangat membutuhkan ketahanan fisik yang prima," kata dia.