Antisipasi El Nino, Dishut Siapkan Relawan Cegah Kebakaran Hutan
Musim kemarau El Nino mulai terjadi di Indonesia, termasuk Jawa Timur. Dampaknya, kekeringan dan panas ekstrem dapat mengancam beberapa bencana. Salah satunya kebakaran hutan.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyambut isu itu dengan melakukan berbagai upaya guna mengantisipasi kejadian kebakaran hutan di tengah musim kemarau el nino tahun 2023 ini.
Kepala Dishut Jatim, Dr Ir Jumadi mengatakan, pihaknya sudah melakukan beberapa kali koordinasi dengan tingkat pusat hingga ke tingkat daerah, pengelola hutan, termasuk ratusan relawan yang berada di hutan.
Ia mengatakan, peristiwa kebakaran yang terjadi tak lepas dari human error. Seperti kasus di Tahura R Soerjo yang dikelola Dishut Jatim pernah terbakar akibat ada masyarakat yang berburu rusa dan membakar di area hutan.
"Pernah ada yang ketangkap video kamera dan kami lapor ke kepolisian," kata Jumadi kepada Ngopibareng.id.
Selain itu, kejadian kebakaran lain juga disebabkan puntung rokok yang terkena ke daun-daun yang kering. "Sekarang musim rontok daun jati, kadang ada yang bakar-bakar di tepi jalan itu asapnya kelihatan di satelit," ujarnya, dikutip Jumat 18 Agustus 2023.
Guna mencegah kebakaran pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar maupun para pengunjung wisata di beberapa tempat wisata dengan imbauan tidak membuang puntung rokok sembarangan dan membakar sampah atau rumput.
Namun apabila masih terjadi kebakaran, Djumadi menegaskan, pihaknya sudah siap melakukan upaya-upaya yang harus dilakukan. Mulai dari melibatkan petugas, relawan, bahkan dukungan BNPB apabila dibutuhkan.
"Peralatan tidak ada masalah, kami juga akan dibantu BNPB misal kita tidak mampu terkait di daerah tinggi BNPB sudah menyiapkan helikopter untuk water boomingnya jika asesmennya butuh helikopter," jelas mantan Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdaprov Jatim itu.
Dengan berbagai upaya ini, ia berharap angka hutan di Jawa Timur tetap aman tidak ada kebakaran. Selain itu, sekaligus untuk menekan angka kebakaran yang selalu turun sejak kejadian terbesar di 2019 seluas 7.550,09 hektar atau 0,55 persen dari 1.361.146 hektar hutan di Jatim.
"Yang kemarin (2022) 0,28 persen turun dari tahun sebelumnya (2019) 0,055 turun terus dari terparah pada 2019," pungkasnya.