Antisipasi Dikhianati, Prabowo Harus Perkuat Koalisi
Pengamat Politik mengingatkan Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto, segera memperkuat koalisi dengan partai lain. Tujuannya untuk mengantisipasi terjadinya pengkhianatan politik, yang bisa membuatnya gagal nyapres.
Pengamat khawatir PKB tidak setia dan akan meninggalkan Probowo, kalau ketua Umum PKB Muhaimin gagal jadi Cawapres pendamping Prabowo. Sedang sampai sekarang Prabowo belum menetukan calon pendamung.
Beberapa hari lalu Muhaimin mengeluarksn pernyataan Cawapres pendamping Prabowo sudah mengerucut pada dua nama. Salah satunya adalah Muhaimin sendiri.
Ambisi Muhaimin menjadi Wapres dinilai cukup besar, sebab PKB memiliki modal di DPR sebesa 9,69 persen suara.
Prabowo masih butuh koalisi dengan pertai lain, mengingat suara Gerindra sebesar 12, 57 persen belum cukup untuk mengantarkan ketua umumnya menjadi Capres. Seseorang yang akan maju dalam Pilpres
Capres pada Pemulu 2024, minimal harus didukung 20 persen suara di DPR atau 25 persen suara sah dari Pemilu 2023.
Peneliti dari Badan Riset Nasional Siti Zuhro mengatakan, berdasarkan poling yang dirilis beberapa lembaga surve memperlihatkan Prabowo berpeluang cukup besar menjadi presiden. Kalau sampai salah memilih bakal calon Wapres yang akan mendampingi, akan menjadi persoalan besar bagi Prabowo. Para pendukungnya bisa kabur kalau bakal cawapres yang dipilih Prabowo, tidak disukai masyarakat dan resistensinya cukup tunggi.
"Pak Prabowo, harus memilik bakal Cawapres yang harus memberi nilai tambah untuk memenangkan pertarungan, jangan malah sebaliknya," pesan Siti Zuhro di Kakarta Senin 5 Juni 2023.
Kata peneliti BRiN pernyataan Ketua Umum PKB, yang mendukung perpanjangan masa jabatan Presiden Jokowi tiga preode, lalu berbelok mendukung Prabowo, ketika gagasan itu mental dan ditolak rame rame, harus menjadi catatan bagi Prabowo.
Sementara pengamat Politik Rocky Gerong menyangsikan dukungan Muhaimin kepada Probowo. Ia mencurigai Muhaimin Ini boneka untuk menjegal Prabowo , untuk menyelamatkan capres lain.
"Apa yang terjadi seandainya pada detik detik terakhir menjelang pendaftaran Capres, PKB mundur dari koalisi Prabowo kemudian pindah mendukung Capres lain karena Muhaimin gagal menjadi Cawapres pendamping Prabowo," kata Rocky di Jakarta secara terpisah.
Bila tragedi politik seperti ini terjadi, maka dukungan suara minimal 20 persen syarat maju sebagai Capres tidak terpenuhi. Mengingat Gerindra hanya mempunyai 12, 57 persen suara di DPR. "Feling saya Partai Golkar akan berkoalisi dengan Gerinda, karena lahir dari rahim yang sama," kata Rocky
Muhaimin Berat
Muhaimin mengklaim dirinya sebagai kader NU tulen maka layak menjadi Capres, minimal Cawapres. Menanggapi klaim tersebut, Ketua Pengembangan Inovasi Strategis PBNU Yenny Wahid pesimistis Prabowo Subianto akan memilih Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin jadi calon wakil presidennya di Pilpres 2024.
Ia pun menyebut NU memiliki segudang kader-kader hebat yang mumpuni untuk tampil di Pilpres 2024. Ia menyebutkan sejumlah nama seperti Nasaruddin Umar, Mahfud MD, hingga Khofifah Indar Parawansa.
"Jadi, siapapun dari mereka-mereka ini yang dilirik jadi cawapres, bagi kami tentu sebuah tanda bahwa memang NU ini jadi sebuah kekuatan politik yang diperhitungkan," katanya.lewat pesan singkat Senin 5 Juni 2023.
"Tapi peluang Muhaimin untuk menjadi Wapres, agak berat ya, Gus Dur aja ditinggal, apalagi rakyat nantinya," ujar Yenny.
Yenny pun tertawa dan menyebut Prabowo pasti telah memiliki kalkulasi elektoral sendiri soal pemenangannya di Pilpres 2024.