Antara Konsistensi, Ambisi dan Histori
Meski Premier League 2018-2019 sudah bergulir lebih dari setengah musim, memprediksi juara Premier League musim 2018-2019 tentu tidak mudah.
Liverpool boleh saja belum tergoyahkan di pucuk klasemen sementara Premier League. Mereka juga baru menelan kekalahan satu kali saat dijamu juara bertahan, Manchester City (1-2) pada 4 Januari 2019 lalu.
Namun, gap 4 poin antara The Red dengan Manchester City dan 6 poin dengan Tottenham, semua kemungkinan bisa saja terjadi. City dan Tottenham masih mengintip peluang menyalip di tikungan terakhir.
Dari ketiga tim di atas, semuanya memiliki syarat untuk tampil sebagai kampiun di akhir musim. Namun, jika menilik dari tiga hal, yakni konsistensi penampilan, ambisi yang didasari rasa lapar gelar yang sangat besar, serta sejarah panjang yang bisa menjadikan sebuah tim bermental juara, tentu The Reds dan Manchester Biru layak dikedepankan.
The Reds sendiri sudah cukup lama tak merengkuh mahkota juara. Raja Liga Inggris (18 kali juara) sebelum berganti nama menjadi Premier League itu terakhir kali mereka mengangkat trofi pada tahun 1990. Sampai saat ini, terhitung sudah 28 tahun mereka nirgelar Premier League. Rasa lapar yang konon menjadi salah satu pendukung untuk menjadi juara kompetisi tentu mereka miliki.
Bicara soal konsistensi, Liverpool memiliki itu. Tim besutan Jurgen Klopp tak menunjukkan penurunan performa permainan hingga saat ini, termasuk ketika tumbang untuk kali pertama dari Manchester City 1-2.
Hal yang sama ditunjukkan City yang hadir sebagai penguasa baru Premier League dalam beberapa tahun terakhir. Tim besutan Pep Guardiola itu juga memiliki ketiga syarat tersebut.
Ditunjang dengan materi pemain bintang hampir di semua posisi, City masih punya kans besar untuk mempertahankan gelar yang mereka raih musim lalu.
Tim terakhir adalah Tottenham. Meski kans mereka relatif sedikit lebih kecil dibanding dua tim yang menghuni posisi pertama dan kedua, Spurs bisa menjadi kuda hitam yang akan merusak dominasi kedua tim teratas saat ini.
Melihat potensi ketiga tim ini, perlombaan untuk menjadi juara musim bisa dipastikan masih sangat ketat, setidaknya hingga akhir Januari 2019 bagi Tottenham, akhir Februari 2019 untuk Manchester City. Sebab, bisa jadi dalam dua bulan ke depan itulah, momen-momen krusial akan terjadi saat bentrokan sesama tim raksasa yang melibatkan kedua tim ini berlangsung.
Advertisement