Antara Daging Babi dan Isteri, Romo Mangun dan Gus Dur
Soal toleransi dan Islam moderat, tak lepas dari perjuangan KH Abdurrahman Wahid (almaghfurlah). Presiden ke-4 RI ini, dalam perjalanan hidupnya dikenal sangat intens memperjuangkan Islam yang ramah dan damai, dengan penerapan toleransi dalam pergaulan di masyarakat.
Persahabatannya dengan sejumlah tokoh lintas agama, menjadi bukti sikap Gus Dur itu. Nama-nama Ny Gedong Oka (Hindu), YB Mangunwijaya, Franz Magnis-Suseno (Katolik), HS Dillon (Sikh) dan sederet nama lainnya.
Gus Dur mudah bergaul dengan mereka, karena ikatan sesama anak bangsa dan sesama manusia. Persahabatan dengan berbagai tokoh lintas iman menjadi teladan persatuan bangsa.
Persahabatan Gus dur dengan tokoh Katolik di Indonesia Romo YB Mangunwijaya, memberikan kisah menarik dengan humor. Bersumber dari buku "Koleksi Humor Gus Dur" karya Guntur Wiguna, terbit 2010.
Suatu ketika, Gus Dur bertemu Romo Mangun di sebuah pesawat maskapai asing. Keduanya sama-sama meninggalkan Singapura menuju Jakarta. Di tengah perjalanan, di dalam pesawat, seorang pramugari menawari makanan.
Dengan seketika, tanpa pikir panjang, Romo Mangun memesan daging babi. Lantaran rasa persahabatan yang sudah sangat kental, Romo Mangun menawari pula daging babi itu kepada Gus Dur.
“Mari Gus, daging babinya enak lho,” kata Romo Mangun menawari daging babi kesukaannya.
Oleh karena Gus Dur adalah seorang yang patuh dengan aturan agama, ia menolak dengan halus tawaran itu. Dengan santun ia bertutur, “Maaf Romo. Saya tidak boleh makan daging babi.”
“Waduh, sayang sekali. Padahal daging babi adalah daging yang paling enak di dunia,” timpal Romo Mangun sedikit menggoda.
Mendengar timpalan itu, Gus Dur tidak menjawab sama sekali. Ia hanya diam saja.
Setelah pesawat mendarat di Jakarta, dua orang sahabat itu bergegas menuju gerbang kedatangan. Di sana, sudah menunggu istri Gus Dur, Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Kemudian, muncul keisengan Gus Dur kepada Romo Mangun.
“Romo, saya sudah dijemput istri saya. Lho mana istrinya Romo Mangun?” tanya Gus Dur meledek.
Karena Romo Mangun pun adalah seorang tokoh yang tentu saja menaati segala aturan dan larangan agama, ia menjawab pertanyaan Gus Dur dengan sangat sederhana saja, “Maaf Gus saya tidak boleh punya istri.”
“Waduh, sayang sekali. Padahal itu adalah daging paling enak di dunia,” kata Gus Dur terkekeh.