Ansor dan Pemuda Muhammadiyah Bergandengan, Begini Langkahnya
Representasi kekuatan Islam moderat di Indonesia, adalah dua ormas Islam: Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Karena itu, dalam konteks membangun kerja sama di kalangan kaum muda, lazim bila antara Gerakan Pemuda Ansor dan Pemuda Muhammadiyah melakukan kerja sama.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan, akan menggerakkan Pemuda Muhammadiyah untuk menggandeng Barisan Anshor Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama dalam berbagai program kebencanaan.
“Nanti Banser dan Kokam, Ansor dan Pemuda Muhammadiyah akan kerja bersama dalam program kemanusiaan. Terutama dalam program kebencanaan sebagai bagian dari ta’awun antardua kekuatan pemuda. Insya Allah ini mengarahkan potensi yang paling besar dan ‘terbaik bagi generasi muda,” ujar Haedar Nashir, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Sabtu 3 November 2018.
“Nanti Banser dan Kokam, Ansor dan Pemuda Muhammadiyah akan kerja bersama dalam program kemanusiaan. Terutama dalam program kebencanaan sebagai bagian dari ta’awun antardua kekuatan pemuda. Insya Allah ini mengarahkan potensi yang paling besar dan ‘terbaik bagi generasi muda,” ujar Haedar Nashir.
Sementara itu, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyatakan, tujuan utama ta’awun antara Pemuda Muhammadiyah dan Ansor Nahdlatul Ulama adalah demi dua hal. Yakni, mengubah persepsi organ paramiliter Islam menjadi lebih positif dan memaksimalkan potensi terbaik generasi muda di dalamnya.
“Yang jelas selama ini sudah ada (kerjasama) tapi kesannya hanya baris-berbaris yang mungkin itu hanya show off force (unjuk kekuatan). Tapi manfaatnya tidak ada bagi masyarakat. Nah kegiatan kemanusiaan bersama seperti ini bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Saya kira itu punya dampak yang lebih luas dan itu lebih produktif,” ungkap Abdul Mu’ti.
Menanggapi rencana kerjasama itu, Komandan Utama Kokam Masyhuri menyatakan, Kokam pada intinya terbuka untuk kerjasama dengan siapapun, termasuk Banser.
“Yang mungkin dapat dilakukan Kokam dan Banser adalah program-program mitigasi bencana atau kemanusiaan lainnya yang pada hakikatnya Kokam selama ini telah melakukan itu,” ungkap Masyhuri.
Dalam program mitigasi bencana, Kokam sejatinya telah tergabung dalam satu komitmen bersama Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) dan LazisMu bernama “One Muhammadiyah One Response” yang berguna untuk menyediakan relawan yang dapat bergerak cepat dalam satu komando. Dalam program Kemanusiaan yang dimaksud, KOKAM telah melakukan advokasi terhadap dugaan pelanggaran HAM terhadap beberapa elemen seperti petani, Siyono, dan Novel Baswedan.
Lebih lanjut, Masyhuri menyatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan MDMC dan merasa senang dapat menggandeng BANSER dalam kerja kemanusiaan, kendati masih dalam tahap penjajakan.
“Tentu ini adalah bentuk dari usulan yang produktif agar energi angkatan muda atau pemuda Islam bisa lebih tersalurkan ke berbagai hal yang positif,” tutup Masyhuri. (adi)