Anjuran Menyegerakan Amal Kebaikan, 5 Pelajaran Hadits Meneduhkan
Islam mengajarkan setiap pemeluknya bentuk senantiasa mendahulukan amal kebaikan. Pesan Rasul Shallallahu alaihi wasallam (SAW) tenteng "Menganjurkan Kepada Orang Lain untuk Memberikan Bantuan".
,عن أَبي موسى الأشعري رضي الله عنه قَالَ: كَانَ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم إِذَا أتاهُ طَالِبُ حَاجَةٍ أقبَلَ عَلَى جُلَسَائِهِ، فَقَالَ: ((اشْفَعُوا تُؤْجَرُوا، وَيَقْضِي الله عَلَى لِسَانِ نَبِيِّهِ مَا أحبَّ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila didatangi oleh seseorang yang meminta hajat, maka beliau menghadapi semua kawan-kawan duduknya, kemudian bersabda: "Berilah pertolongan padanya, niscayalah engkau semua mendapatkan pahala dan Allah akan memutuskan apa-apa yang disenanginya atas lisan nabiNya." (Muttafaq 'alaih).
Pelajaran yang terdapat di dalam hadits :
1- Hadits ini mengandung sebuah prinsip dan faedah yang besar serta agung, yaitu bahwa sepatutnya seorang hamba berusaha melakukan perkara-perkara kebaikan; entah itu akan membuahkan hasil sepenuhnya, atau hanya membuahkan sebagiannya, atau bahkan tidak membuahkan sama sekali.
2- Memberikan syafaat kepada orang-orang yang membutuhkannya di hadapan para penguasa dan pembesar, serta pihak-pihak yang hajat mereka berkaitan dengan pihak tersebut; karena banyak orang yang menolak mengupayakan hal itu jika ia belum tahu apakah syafaatnya diterima atau tidak. Akibatnya, ia telah melewatkan dirinya dari kebaikan yang berlimpah dari Allah, serta kebajikan pada saudara muslimnya.
3- Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- memerintahkan para sahabatnya untuk membantu orang-orang yang butuh dengan memberikan syafaat kepada mereka di sisi beliau, agar mereka segera mendapatkan pahala di sisi Allah, berdasarkan sabda beliau: “Berilah syafaat, niscaya kalian akan diberi pahala.”
4- Syafaat yang baik dicintai dan diridhai oleh Allah. Allah -Ta‘ala- berfirman, “Barang siapa yang memberi syafa’at yang baik, niscaya akan ada bagian untuknya dari (syafa’at) itu.” Di samping mendapatkan pahala di masa sekarang, ia juga berarti menyegerakan kebaikan dan kebajikan untuk saudaranya, dan dengan begitu ia memiliki satu sumbangsih/jasa padanya. Juga, bisa jadi syafaatnya itu dapat menjadi jalan saudaranya mendapatkan apa yang diinginkannya atau sebagiannya.
5- Maka mengupayakan perkara-perkara kebaikan dan kebajikan yang mungkin terpenuhi dan mungkin pula tidak terpenuhi adalah suatu kebaikan yang disegerakan, serta upaya pembiasaan diri untuk menolong dalam kebaikan, serta membuka jalan untuk memberikan syafaat dalam hal-hal yang dipastikan atau diduga akan diterima.
Sabda beliau: “Dan Allah pasti akan menetapkan melalui lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki-Nya” maksudnya: apa yang dikehendakiNya dari ilmu-Nya yang terdahulu tentang terjadi atau tidaknya sesuatu. Jadi yang diminta adalah memberikan syafaat, dan pahala akan dibalaskan untuknya; baik syafaat yang diberikan terpenuhi atau terhalangi hingga tak terwujud.
Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran :
1- Barang siapa yang berupaya dalam suatu urusan, lalu ia menghasilkan hal yang baik darinya, maka dia memperoleh bagian darinya.
مَنْ يَشْفَعْ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَكُنْ لَهُ نَصِيبٌ مِنْهَا
Barang siapa yang memberikan syafaat yang baik, niscaya ia akan memperoleh bagian (pahala) darinya.(An-Nisa: 85)
2- Pada dasarnya kita dilarang untuk meminta minta meskipun dalam kondisi yang amat membutuhkan.
لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الْأَرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لَا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
“(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang Kaya Karena memelihara diri dari minta-minta. kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), Maka Sesungguhnya Allah Maha Mengatahui”.(QS. Al Baqoroh : 273).