Anjungan Jawa Timur TMII tetap Eksis Meskipun Ada Efisiensi
Provinsi Jawa Timur akan memaksimalkan Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah (TMII ) sebagai sarana promosi seni budaya dan produk unggulan UMKM.
Tahun 2025 Anjungan Jawa Timur telah menyiapkan 14 kegiatan yang melibatkan sepuluh kabupaten kota di Jawa Timur. Mereka diberi kesempatan mempromosikan pariwisata dan seni budaya daerah masing-masing.
"Meskipun ada kebijakan efisiensi, mempromosikan potensi Jawa Timur ke skala nasional maupun internasional melalui anjungan Jawa Timur TMII tetap jalan, dengan menyesuaikan kebijakan Presiden tersebut," kata Kepala Tata Usaha Badan Penghubung Provinsi Jawa Timur Yobbi Ananta di Jakarta Minggu 2 Maret 2025.
Daerah yang akan mengisi kegiatan di Anjungan Jawa Timur TMII itu antara lain Kota Batu, Lamongan, Kediri, Magetan, Ngawi, Bojonegoto. Pasuruan, Mojokerto, Biitar dan Ngajuk.
Mewakili Kepala Badan Penghubung Provinsi Jawa Timur, Zainal Fanani, Yobbi mengatakan sejak adanya Covid-19 kegiatan di Anjungan Jawa Timur TMII mengalami penurunan 30 hingga 40 persen. Di saat akan ngegas lagi, ada efisiensi anggaran. Maka kegiatan di Anjungan harus disesuaikan. Kalau dulu satu tahun sampai ada 30 kegiatan sekarang baru ada 15 kegiatan.
"Dulu Anjungan Jatim menanggung seluruh akomodasi peserta, sekarang sekemanya disesuaikan. Tetapi dibanding dengan Ajungan daerah lain, Jawa Timur yang paling eksis, tak pernah sepi dari kegiatan, termasuk pementasan serta diklat tari," ujar Yobbi.
Menurut Yobbi beberapa daerah menilai Anjungan Jawa Timur di TMII merupakan sarana promosi yang cukup potensial. Mengingat pengunjungnya berasal dari berbagai daerah bahkan dari mancanegara.
Oleh karena itu daerah yang tampil di Anjungan berupa satu paket. Artinya yang diboyong ke TMII selain seni budaya juga produk unggulan UMKM di daerah tersebut.
Tidak Asal Tampil
Seni budaya yang akan tampil di Anjungan Jawa Timur harus melalui seleksi yang cukup ketat. Demikian pula dengan produk unggulan UMKM yang akan dipromosikan, supaya mempunyai daya tarik dan nilai jual tinggi di mata pengunjung.
"Yang diundang selain masyarakat umum juga biro perjalanan serta perwakilan negara negara sahabat. Maka dari itu mereka harus tampil prima," kata pria yang bertahun-tahun mengurusi Anjungan Jawa Timur TMII.
Ditanya kesenian daerah mana yang paling diminati ketika tampil di Anjungan, Yobbi menjelaskan, semuanya disukai, ini dilihat dari jumlah pengunjung yang datang. Selain ingin melihat kesenian daerahnya juga menjadi ajang silaturahim sesama perantau asal Jatim.
Ia mengambil contoh ketika Kabupaten Banyuwangi menampilkan Gandrung Banyuwangi, pengunjung ikut berjoget mengikuti irama musik gandrung yang eksotis.
Demikian pula ketika Kabupaten Tuban menampilkan Tayub lengkap dengan penari penarinya. Pengunjung ramai-ramai naik panggung ikut menari dengan lemah gemulai. Sebelum meninggalkan anjungan pengunjung mampir ke stand UMKM membeli barang-barang yang dipromosikan sebagai oleh-oleh.
Advertisement