Anjungan Jatim TMII Jadi Ajang Promosi Seni dan Produk Unggulan

Fungsi Anjungan Jawa Timur (Jatim) di Taman Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, dimaksimalkan untuk promosi kesenian dan produk unggulan Jatim. Sehingga, lokasi ini tidak pernah sepi dari kegiatan.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penghubung Daerah Jawa Timur di Jakarta, Dwi Suyanto, kepada ngopibareng.id di kantornya, Jl Pasuruan Menteng Jakarta Pusat, Kamis 19 Desember 2019.

Kesenian daerah di Jatim setiap minggu ditampilkan secara bergantian di Anjungan Jawa Timur. Selain menggelar kesenian, ada juga pameran produk unggulan masing-masing daerah di Jawa Timur.

"Istilahnya sekali mendayung dua tiga pulau terlampui. Artinya menggelar kesenian sekaligus mempromosikan produk unggulan yang ada di daerah tersebut," kata Dwi.

Dia mengkolaborasikan antara kesenian dengan produk unggulan dalam satu pagelaran. Karena setiap ada pagelaran kesenian daerah Jatim di anjungan selalu dipadati pengunjung. Termasuk wisatawan manca negara.

"Agenda kesenian Jawa Timur juga kami sebar ke perwakilan negara negara sahabat di Jakarta," ujar Dwi.

Mereka senang melihat Reog Ponorogo, Gandrung Banyuwangi, Jaranan, Ludruk, Wayang Orang dan Tayub Tuban.

Selain itu, Dwi Suyanto mempromosikan kesenian produk unggulan daerah Jatim di mal  dan mendapat sambutan yang cukup baik.

Dwi mengatakan, kabupaten/kota yang pernah menampilkan kesenian di Anjungan Jawa Timur TMII akan menerima penghargaan dari Badan Penghubung Daerah Jatim di Jakarta.

Penghargaan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesenian dan produk unggulan daerah tersebut, akan disampaikan pada malam Pagelaran Anugerah Duta Seni Budaya Jawa Timur 2019 di Anjungan Jawa Timur di TMII, pada 21 Desember 2019.

Penghargaan itu akan dibagi dalam beberapa katagori. Antara lain Adhi Wangsa Budaya (keberhasilan melesatarikan budaya), Abyakta Budaya (keberhasilan meregenerasi seniman), Acarya Budaya (keberhasilan dalam membina prestasi seni budaya), Adhikari Budaya (keberhasilan dalam mengelola potensi seni), dan Akusura Budaya ( keberhasilan dalam manajemen produksi yang membanggakan).