Anies Baswedan: Saya Taat Aturan Sebagai Aparat Pemerintah
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab teka teki publik lantaran tak terdengar 'suaranya' saat Pemilu lalu. Menjawab pertanyaan tersebut, Anies Baswedan menyebutkan pertanyaan ini bisa diasumsikan macam-macam.
"Arahnya bisa mendukung siapa, Pak Jokowi atau Pak Prabowo. Saya ini orang yang taat aturan. Sebagai aparat pemerintah harus menjaga netralitas. Dan ini sesuai permintaan Pak Prabowo kepada seluruh kepalah daerah yang diusungnya," ujar Anies Baswedan, saat mengikuti jalan sehat memperingati Hardiknas di Senayan, Minggu 28 April 2019.
Soal kedekatannya dengan paslon capres nomor urut 01, Jokowi, pada masa kampanye, Anies menganggapnya hal yang wajar. "Kedekatannya itu sesuai dengan aturan ketata negaraan. Pak Jokowi presiden, saya gubernur, masak tidak boleh berkomunikasi. Dan catat saya tidak pernah ikut Pak Jokowi kampanye," tutur Anies Baswedan.
Tentang hasil Pemilu 2019, Anies Baswedan sengaja tidak berkomentar tentang penghitungan sementara hasil Pemilu 2019. Tujuannya supaya tidak memperpanjang polemik.
Anies Baswedan yang diusung oleh partai Gerindra dan PKS saat maju sebagai calon Gubernur DKI, akan berbicara setelah KPU secara resmi mengumumkan hasil Pemilu berdasarkan penghitungan manual (real count).
"Angka-angka yang disampaikan melalui quick count milik lembaga survei dan real count yang ditampilkan melalui sistim informasi penghitungan (Situng) KPU, bukan hasil resmi Pemilu. Yang diakui undang-undang, adalah hitungan KPU secara manual," kata Anies Baswedan.
Bicara tentang pelaksanaan Pemilu 2018, Anies Baswedan mengatakan, ke depannya harus ada perbaikan. Ia sependapat dengan penilaian Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni Pemilu 2019 adalah Pemilu yang paling ribet, melelahkan dan yang paling banyak menelan korban jiwa.
"Saya baca di media yang meninggal mencapai 250 orang lebih, masyaallah. Fakta ini harus menjadi prlajaran bagi penyelenggara Pemilu ke depan supaya tidak ada korban lagi," ujar Anies Baswedan.
Sementara itu, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin masih unggul atas pasangan Prabowo-Sadiaga Uno berdasarkan quick count maupun real count. DKI Jakarta yang sebelumnya diprediksi menjadi lumbung perolehan suara Prabowo-Sandiaga Uno, juga masih berpihak pada Jokowi. (asm)