Upaya Pemprov DKI Mengurai Benang Kusut di Pasar Tanah
Mengatur pedagang di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, ibarat seperti menegakkan benang basah.
Persoalannya, para pedagang di kawasan grosir terbesar di Asia ini hanya berpikir pokoknya untung, tanpa memikirkan aspek lain.
Sedang yang diinginkan pemerintah DKI Jakarta, pedagang tetap berjualan, tapi jangan sampai merugikan pejalan kaki dan pengguna jalan yang lain.
Trotoar untuk kenyamanan pejalan kaki, dan jalan untuk kelancaran arus lalu lintas, telah digunakan PK5 buka lapak untuk berjualan baju.
"Lebih ruwet lagi preman dan mafia ikut bermain," kata Anis Baswedan kepada ngopibareng.id, Senin 24 Desember 2018.
Para pedagang itu berani melawan aturan, karena ada preman yang akan membelanya kalau diusik Satpol PP. Perkembangannya, nyali Satpol PP sendiri tumpul karena sering 'main' mata dengan PK5 dan preman yang menguasai Tanah Abang.
Masyarat yang pernah belanja ke Tanah Abang, tentu merasakan ribetnya pusat grosir ini. Selain ulah pedagang yang semau gue, banyak copet yang mengincar kelengahan pengunjung.
Begitu kesohornya Pasar Tanah Abang, Presiden Philipina dan Direktur Bank Dunia sempat mampir dan belanja beberapa potong pakaian di pasar tersebut.
Gubernur DKI Anis Baswedan dengan jajarannya, sekarang berusaha membangun image Pasar Tanah Abang yang dianggap kurang ramah dengan pengunjung.
Langkah Anis menertibkan Pasar Tanah Ambang mendapat perlawanan dari lawan politiknya, sampai ombusmen memberi peringatan kepada Anis, karena kebijakannya memanjakan PK5, dengan memperbolehkan jalan Raya Jati Baru untuk berjualan dianggap kemunduran dan menyalahi aturan.
Untuk menata kawasan Pasar Tanah Abang, Anis menggelontorkan miliaran rupiah untuk membangun jembatan layang multiguna.
Jembatan terbuat dari kerangka besi dengan ukuran pangjang 750 meter dan lebar 20 meter, berdiri di atas Jl Jati Baru yang bersebelahan dengan Stasium Tanah Abang.
Jembatan berfungsi untuk jualan bagi PK5, sedang badan jalan di bawahnya dikembalikan pada fungsi semula, untuk kendaraan umum dan angkot.
Gubernur DKI mengatakan langkah Pemprop DKI mengurai kawasan Tanah Abang, memerlukan kesabaran. Meskipun sudah dibangunkan tempat jualan yang lebih nyaman, masih ada pedagang yang bandel katanya.
Stan di jembatan multi guna yang diberikan secara cuma-cuma, nyatanya di jual. Mereka, kemudian kembali jualan di trotoar. Sudah ada 15 pemilik stan yang dicabut haknya.
"Kami berkayakinan, membangun jembatan multi guna yang terhubung langsung dengan Stasiun Tanah Abang, Merupakan solusi yang baik, karena memperhatikan berbagai aspek. Yakni aspek kenyamanan dan keselamatan," kata Anis.
Beberapa pedagang mengatakan senang berjualan di atas jembatan multi guna ini. Mereka menyarakan pedagang PK5 yang bandel dan masih berjualan di trotoar supaya ditertibkan.
"Mereka sebenarnya juga memperoleh stand di atas, tapi dikontrakkan ke orang lain," kata salah seorang pedagang busana muslim, Nurul. Karena masih baru beberapa hari pindah, masih sepi akunya.
Sejumlah pengunjung juga menyatakan senang dengan pasar baru di atas jembatan multi guna ini. Lebih nyaman, tempanya luas, tidak berdesakan dan aman dari pencopet. (asm)