Anies Baswedan Vs Riza Patria, Tak Kompak! 5 Kali Beda Pendapat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Riza Patria sudah tak kompak lagi. Jika dihitung, pemimpin Ibu Kota itu sudah 5 kali menunjukkan perbedaan pendapat di hadapan publik.
Anies Baswedan dan Riza Patria tidak kompak. Setidaknya mereka sudah lima kali berbeda pendapat sepanjang tahun 2021 ini. Terakhir, Anies dan Riza beda sikap soal penutupan Holywings Kemang, Jakarta Selatan.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menyebut penutupan Holywings Kemang hingga pandemi usai. Sebaliknya, Riza Patria meralat ucapan pimpinannya dengan menyebut penutupan Holywings selama PPKM usai.
Catatan Ngopibareng.id, perbedaan pandangan Anies Baswedan vs Riza Patria sudah 5 kali terjadi selama 2021.
1. Koordinasi Penanganan Covid-19 Jabodetabek
Pada Januari 2021, Riza Patria sempat menyebut Anies Baswedan meminta pemerintah pusat turun tangan mengambil alih koordinasi penanganan Covid-19 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). "Pak Gubernur berkoordinasi dengan pemerintah pusat, berharap nanti pemerintah pusat bisa mengambil alih, memimpin," kata Riza Patria.
Koordinasi yang dimaksud, kata Riza Patria, agar pemerintah pusat bisa menambah jumlah fasilitas kesehatan di daerah penyangga Ibu Kota sehingga fasilitas kesehatan penanganan Covid-19 di Jakarta tidak banyak terbebani oleh masyarakat sekitar Jakarta.
"Agar ada peningkatan fasilitas di sekitar Bodetabek, sehingga ketersediaan fasilitas di Jakarta bisa terus meningkat, tapi okupansinya turun," kata dia.
Setelah pernyataan Riza Patria tersebut, isu angkat tangan Anies Baswedan dan menyerahkan kewenangan koordinasi Jabodetabek ke pemerintah pusat sempat jadi perbincangan hangat.
"Ingat waktu itu sempat ramai disebut Jakarta angkat tangan atau apa, sama sekali bukan, Jakarta menginginkan agar daerah-daerah (Bodetabek) itu juga meningkatkan kapasitas untuk perawatan. Dan yang bisa membantu pemerintah pusat, karena kami pun dibantu pemerintah pusat," kata Anies.
2. Lockdown Akhir Pekan
Riza Patria menyebut Provinsi DKI Jakarta mempertimbangkan opsi lockdown akhir pekan untuk mengurangi penyebaran penularan Covid-19. Pada 2 Februari lalu, Riza mengatakan, Pemprov DKI sedang mendiskusikan dan meneliti opsi tersebut untuk diterapkan di Jakarta.
Tiga hari berselang, Anies Baswedan membantah pernyataan wakilnya itu melalui siaran langsung video streaming di YouTube. "Jakarta tidak pernah merencanakan penerapan kebijakan lockdown akhir pekan. Berita tentang kebijakan lockdown itu adalah wacana yang berkembang di masyarakat dan media," demikian keterangannya.
Anies Baswedan menekankan, tidak pernah mempertimbangkan usul itu karena menilai lockdown akhir pekan bukan solusi yang harus diambil. Karena Covid-19 menular tidak hanya terjadi pada akhir pekan saja, melainkan setiap hari selama interaksi antar manusia tidak dibarengi dengan protokol kesehatan.
"Bukan hanya di akhir pekan, bukan hanya di malam hari. Karena virus tidak kenal waktu dan bisa menyebar terus menerus lewat siapapun juga," kata Anies.
3. Bermain Skateboard di Trotoar
Perbedaan sikap kembali terjadi pada bulan ke tiga tahun ini, setelah peristiwa pemain skateboard ribut dengan petugas Satpol PP karena bermain skateboard di trotoar. Ariza saat itu tegas melarang penggunaan skateboard di trotoar karena memang trotoar diperuntukan bagi para pejalan kaki.
"Olahraga skateboard di trotoar tidak boleh. Kan ada tempat yang sudah disiapkan. Pemprov menyiapkan (tempat bermain), pemerintah pusat di Senayan juga menyiapkan. Jadi kalau di situ (trotoar) warga banyak yang keberatan dan protes," kata Riza Patria.
Pernyataan tersebut rupanya berseberangan dengan sikap Anies Baswedan yang mengundang pemain skateboard Satria Vijie. Satria mengaku bertemu Anies Baswedan dan mendapat restu menggunakan trotoar Jakarta untuk dijadikan tempat bermain skateboard. Dia hanya menyebut agar pemain skateboard menghormati pejalan kaki, menjaga kebersihan trotoar, dan menerapkan protokol kesehatan saat bermain skateboard.
4. Bawa Kerabat Balik ke Jakarta
Pada Mei lalu, Riza Patria dengan jelas meminta kepada warga yang kembali dari aktivitas mudik untuk tidak membawa kerabat ke Jakarta. "Kami mohon maaf bagi yang kembali ke Jakarta untuk tidak membawa (kerabat) seperti tahun-tahun selama ini, dari dulu setiap habis Lebaran itu yang pulang kampung membawa temannya, saudaranya ke Jakarta," ucapnya.
Setelah itu, Anies Baswedan bicara kepada wartawan di depan Lobi Blok G Balai Kota DKI Jakarta didampingi Riza Patria. Anies Baswedan mengatakan, tidak ada pelarangan masuk Jakarta bagi siapapun, entah kerabat pemudik atau orang yang melakukan mudik. "Saya ingin garisbawahi bahwa kebijakan Jakarta tidak pernah melarang orang masuk Jakarta. Jadi ini bukan pelarangan masuk Jakarta, karena Jakarta bagian dari Indonesia, siapa saja penduduk Indonesia bisa datang ke kota mana saja," kata Anies Baswedan.
5. Penutupan Holywings
Riza Patria menyebutkan, penutupan Holywings Kemang tidak sampai selesai pandemi seperti yang disebut Anies Baswedan. Penutupan Holywings Kemang, ralat Riza Patria, hanya sampai pemberlakuan PPKM selesai. "Bukan sampai pandemi selesai, sampai PPKM selesai. Kalau pandemi bisa bertahun-tahun," ujarnya.