Film soal Kesetaraan Gender Mahasiswa UK Petra Gondol Juara 1
Isu kesetaraan gender menjadi perbincangan menarik saat ini. Tak hanya menjadi perbincangan, mahasiswa Universitas Kristen Petra (UK Petra) mengemas isu tersebut dalam sebuah ide cerita film pendek. Berjudul “Re-Dream”, film berdurasi 14 menit 54 detik itu berhasil menjuarai festival film pendek tingkat nasional.
Film yang berkisah tentang hak yang sama antara perempuan dan laki-laki itu digarap oleh Champz Production. Terdiri dari Johanes Yudi Prihadi (Program Business Management), Geraldo Vincent Chandra (Prodi Manajamen Perhotelan), Nicholas Jason Santosa (Prodi Desain Komunikasi Visual), Jerico Sasmita Adi (Program International Business Management), Josephine (Prodi Ilmu Komunikasi), Natasha Amabel (Program Sistem Informasi Bisnis) dan Stanley (Program Business Management).
"Tidak selamanya stigma perempuan yang setelah lulus kuliah harus menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Perempuan bisa menggapai cita-cita yang tinggi”, ungkap Johanes yang menjadi sutradara.
Menariknya, pengambilan gambar pada film ini hanya membutuhkan waktu selama satu hari dari pagi hingga malam. Proses editing memakan waktu tiga hari lamanya.
Tujuh mahasiswa UK Petra ini selain menjadi pemain juga ambil bagian sebagai tim produksi. Amabel, Josephine, Stanley, Nicholas, Hanes dan Geraldo berperan sebagai pemain. Sedangkan Sutradara dipegang oleh Johanes. Sedangkan kameramen dan produksi dipegang oleh Nicholas, Johanes dan Jerico.
Johanes menceritakan, ia dan kawan-kawan pun mengalami beberapa kendala. Pandemi Covid-19 membuat mereka kesulitan mendapatkan lokasi syuting dan pemain film.
Tapi hal ini tak menyurutkan langkah mereka untuk membuat karya film. Karena kegigihan mereka, film Re-Dream mendapatkan juara 1 kategori mahasiswa dan juara 2 umum dalam lomba Film Pendek Tingkat Nasional ini digelar oleh Gerakan Muda Ono Niha (GEMONI) dengan tema “Nasionalisme Berkebudayaan dan Berkeadaban".
Karya mereka dinilai oleh lima dewan juri yang kompeten dalam perfilman Indonesia. Yaitu Dirjen Kebudayaan Kemendikbud RI Hilmar Farid, aktor dan sutradara senior Rano Karno, artis dan sutradara senior Jajang C. Noer, Direktur Asian Muslim Action Network (AMAN ) Indonesia Ruby Kholifah, dan musisi/seniman/budayawan Yasato Harefa.
“Kedepannya kami akan mencoba kompetisi Festival Indonesia. Kami akan mencoba menjadi yang terbaik agar karya anak bangsa dikenal masyarakat luas dan kami sudah ada tim inti di kampus”, tambah Jerico dan Nicholas dihubungi via Daring.
Advertisement