Angkat Batik, Pemprov Jatim Gelar East Java Fashion Harmony
Keberadaan batik yang merupakan budaya khas Indonesia masih dirasa masih kurang menggema di masyarakat. Hal itu tak lain karena batik hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu saja.
Karena itu, untuk mengangkat batik, khususnya yang berasal dari Jawa Timur, Pemprov Jatim melalui Dinas Pariwisata menggelar kegiatan East Java Fashion Harmony 2019 di Ballroom Hotel Shangri-La, Surabaya, Kamis 21 November malam.
"Jawa Timur ini punya potensi batik yang sangat luar biasa, ada ciri khas khusus yang menampilkan keragaman antar daerah di Jatim. Dengan acara ini, kami ingin agar batik di Jawa Timur bisa jadi budaya kultur yang lebih kuat," kata Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Heru Tjahjono saat ditemui sebelum acara.
Menurutnya, kegiatan ini dilakukan sejalan dengan misi Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa dalam "Nawa Bhakti Satya" yang diperas ke dalam Jatim Harmoni yakni menjaga dan melestarikan kebudayaan dan mendorong pembangunan di bidang seni serta pariwisata.
Untuk lebih memeriahkan acara ini, Pemprov mendatangkan designer-designer lokal dan nasional. Salah satu bintang tamunya adalah Ivan Gunawan yang membawa 15 batik rancangannya.
"Dengan menggelar ini, kita ingin mendorong para pengusaha batik ini lebih giat membuat batik yang lebih fashionable dari pandangan yang dilihat dari karya para designer," tambah Kadis Pariwisata Jatim, Sinarto.
Sementara itu, Ivan Gunawan mengaku sangat senang bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil dengan tema utama batik. Sebab, ia merasa merupakan tanggung jawab designer lokal untuk bisa mengembangkan batik bisa menjadi lebih populer tidak hanya di dalam negeri tapi sampai ke luar negeri.
"Buat saya designer yang memang punya tanggung jawab dan kepedulian mengangkat batik. Nah di acara ini saya mengangkat mencampur batik dan tenun. Saya kolaborasi dengan beberapa pengrajin batik Tulungagung, Pamekasan, Kota Malang, Surabaya, tenun Kediri, tenun Lamongan," ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini sangat bagus untuk mempromosikan batik Jatim ke provinsi lain. Sebab, Jatim memiliki ribuan perajin batik yang tersebar di seluruh daerah di Jatim dengan ciri khas dan warna yang beragam.
“Batik-batik di Jatim tidak kalah indahnya dengan daerah lain, seperti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Saya kalau tidak diundang di sini, barangkali tidak kenal dengan batik Jatim,” ujarnya.
Ke depan, Ivan berharap pemprov harus bisa memfasilitasi dan mensupport para perajin batik itu. Bagaimana caranya kain batik Jatim itu mudah didapatkan di ibu kota. Sebab, selama ini kebanyakan warga ibu kota memesan batik dari luar yang mana itu memakan waktu lebih lama.
"Selain itu, harapan kita sih dengan kehadiran para designer hari ini bisa nambah wawasan designer batik lokal agar dapat membuat style yang lebih modern gak terlalu kedaerahan. Sehingga, batik ini bisa digunakan kapanpun," katanya.