Angka Tumor Otak Naik, FK Unair-Ilmuan Belanda Kembangkan Riset
Angka tumor otak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sekretaris Departemen Bedah Saraf Fakultas Kedokteran (FK) Unair, dr Wihasto Suryaningtyas, Sp.BS (K) mengatakan, sepanjang tahun 2023 pihaknya mencatat peningkatan kasus sebanyak 10 hingga 25 persen dari tahun sebelumnya.
Dokter Wihasto menyebut, ada 300 pasien tumor otak yang telah melakukan operasi di RSUD Dr Soetomo, Surabaya. Melihat hal tersebut, FK Unair melakukan kerja sama riset dan pengembangan teknologi pengobatan tumor otak bersama ilmuan asal Belanda.
Ia adalah Prof. Rob J.M.Groen,MD,Phd dari Universitas Medical Center Groningen yang baru dikukuhkan sebagai guru besar luar negeri atau Adjunct Professor Department of Neurosurgery FK Unair.
"Beliau konsen dalam pengobatan tumor otak, mulai dari teknologi terbaru lalu riset terbaru, khususnya yang bisa diaplikasikan di negara berkembang seperti Indonesia. Prof Groen juga akan mengikuti pengmas bersama kami di Banyuwangi mengenai penyuluhan gejala awal tumor otak," terang dokter Wihasto, Rabu, 21 Februari 2024.
Menurutnya, adanya peningkatan kasus tumor otak di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor, seperti perubahan cuaca, pola hidup, pola makan, lingkungan dan banyaknya temuan kasus karena deteksi dini.
"Dulu mungkin banyak yang tidak terdeteksi karena tidak ada CT Scan, tidak ada MRI sehingga sekarang faktor deteksi lebih mudah dan banyak yang tertangkap," paparnya.
Ia mengatakan, kasus tumor otak saat ini diderita mulai dari usia anak-anak hingga dewasa, meskipun lebih banyak didominasi usia dewasa. Tumor otak sendiri memiliki beberapa modalitas pengobatan, mulai dari kemoterapi, radioterapi dan operasi atau tindakan pembedahan.
"Tentunya pengobatan yang dilakukan akan melihat kondisi pasien, karena setiap pasien datang dengan kondisi yang berbeda-beda," imbuhnya.
Untuk diketahui, dokter Wihasto mengungkapkan bahwa gejala tumor otak yang khas adalah nyeri di kepala yang menetap dan progresif disertai gangguan pada penglihatan dan aktivitas gerak.
"Jadi sakit kepalanya yang menetap dan terus-menerus, bukan sakit kepala yang setelah tiga hari hilang atau setelah 6 bulan baru mengalami kekambuhan," tambahnya.
Sementara itu, Prof Groen akan menyebarluaskan informasi mengenai deteksi dini tumor otak bersama FK Unair, terdekat akan dilakukan di Banyuwangi.