Angka TBC Surabaya Tinggi, Ini Penjelasan Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) menyebut kasus Tuberkulosis (TBC) sepanjang tahun 2022 menyentuh angka 81.753, dari data tersebut Kota Surabaya menjadi penyumbang kasus paling banyak yakni, 10.741 kasus.
Data tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kota (Dinkes) Kota Surabaya, Nanik Sukristina. Ia merinci 8.218 kasus sedang di obati di Faskes dan sisanya, 2.523 kasus sedang dikoordinasikan ke Kab/Kota tempat tinggal pasien untuk segera di tata laksana pengobatan berdasarkan riwayatnya.
"Data tersebut (10.741) adalah temuan kasus dari target penemuan kasus 11.260 pada tahun 2022," ujar Selasa, 4 April 2023.
Menurutnya, penemuan kasus yang besar bukan berarti Kota Surabaya terburuk dalam penangganan TBC, tetapi semakin baik karena banyak yang ditemukan sehingga upaya penangganan akan lebih cepat.
"Banyak kasus yang ditemukan pasien yang diobati semakin banyak. Karena misalkan daerah lain penemuan kasus yang rendah, Surabaya tinggi, bukan berarti kasus TB lebih banyak daripada daerah lain," jelasnya.
Nanik mengungkapkan, penemuan data yang tinggi tersebut karena deteksi dan penemuan kasus secara dini terus dilakukan secara aktif maupun pasif dengan melibatkan seluruh unsur (lintas program, lintas sektor pemerintah, swasta, LSM, akademisi dan masyarakat).
"Dengan demikian, semakin cepat pasien TBC ditemukan, semakin cepat diobati maka semakin cepat juga menurunkan risiko penularan di masyarakat," tandasnya.
Pengobatan
Mengenai prosedur pengobatan, Nanik menjelaskan, jangka waktu pengobatan TBC minimal adalah enam bulan dengan terus menerus meminum obat.
"Kami juga ada pendampingan minum obat dari tenaga Puskesmas agar mereka tidak berhenti minum obat. Karena kalau sudah drop out atau berhenti minum obat akan mengulang lagi," tukasnya.
Di masing-masing puskesmas sudah memiliki pendamping minum obat untuk pasien TBC.