Angka Rata-Rata Lama Sekolah Bondowoso Rendah
Angka rata-rata lama sekolah menjadi pekerjaan rumah serius bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso, Jawa Timur. Sebab, angka rata-rata lama sekolah di Bondowoso pada 2020 masih di angka 5,93 tahun. Angka ini berada di bawah Jatim sebesar 7,7 tahun.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapedda) Bondowoso, Farida di sela-sela Musrenbang RKPD di Pendapa Bupati setempat, Selasa 30 Maret 2020 mengatakan, berdasarkan BPS, angka rata-rata lama sekolah di Bondowoso meningkat dari 5,52 tahun pada 2014 menjadi 5,93 tahun pada 2020.
”Tapi, angka tersebut masih di bawah Jatim. Itu merupakan permasalahan strategis yang harus dijawab dan diselesaikan,” katanya.
Mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah atau BPKAD itu menambahkan, salah satu faktor penyebab angka rata-rata lama sekolah masih rendah adalah tingginya pernikahan dini di Bondowoso mencapai 37 persen pada 2020.
”Dari data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Bondowoso menyebutkan pernikahan dini perempuan di bawah 20 tahun paling tinggi di Kecamatan Wringin, Maesan, Tlogosari, dan Grujugan,” tambahnya.
Pemkab Bondowoso dalam meningkatkan angka rata-rata lama sekolah, menurut Farida, terus memaksimalkan program Getar Desa atau Gerakan Pendidikan Kesetaraan Berbasis Desa dan Gerakan Ayo Sekolah.
”Program Getar Desa dan Gerakan Ayo Sekolah ini merupakan gerakan prioritas, karena bisa mengintervensi secara signifikan masalah kenaikan IPM dan angka rata-rata lama sekolah di Bondowoso,” ujarnya.
Farida mengungkapkan, masih banyak kabupaten lain di Jatim memiliki angka rata-rata lama sekolah di bawah Bondowoso. Karena, angka rata-rata lama sekolah Bondowoso berada pada urutan enam dari bawah.
”Kita masih di bawah Jember dan Situbondo. Tapi, kita harus selesaikan dan ini target yang harus dicapai, karena angka rata-rata lama sekolah Jatim sesudah 7 tahun,” ungkapnya.
Sementara Ketua DPRD Bondowoso Ahmad Dhafir mendorong pemkab memaksimalkan program Getar Desa dan Gerakan Ayo Sekolah untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah. Sebab, menurut dia, DPRD sangat mendukung kebijakan pemkab selama untuk kepentingan masyarakat Bondowoso.
Sebagai informasi, program Getar Desa dilaunching Pemkab Bondowoso pada Juli 2017. Tujuan program ini untuk meningkatkan kualitas SDM, dengan indikator semakin tinggi pendidikan, maka semakin tinggi kualitasnya. Sasarannya warga belajar yang tidak sempat melanjutkan sekolah diberi keterampilan, sehingga bisa mengembangkan diri membuka usaha kecil.
Program Getar Desa ini mengantarkan Bondowoso mendapatkan penghargaan Otonomi Award 2018. Bahkan, beberapa kabupaten di Jatim, seperti Lumajang belajar program ini. Karena, berdampak positif meningkatkan angka rata-rata lama sekolah di Kota Tape –julukan Bondowoso.
Advertisement