Angka OPD dan PDP Naik, Khofifah: Tim Tracing Sangat Detail
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi kinerja Tim Gugus Tugas Pecerpatan Penanganan Covid-19 Jatim, dalam melakukan tracing kasus positif Covid-19.
Meski angka pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Jatim terus meningkat, Khofifah tak masalah. Menurutnya, naiknya angka tersebut dikarenakan kinerja tim tracing yang sangat baik dan detil. Sehingga bisa melakukan identifikasi, untuk mencegah penyebaran Covid-19 sejak dini.
"Kalau angka naik, artinya tim tracing kita cukup detail, untuk bisa melakukan identifikasi, apakah orang ini masuo ODP apakah masuk PDP," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Rabu 1 April 2020.
Menurut data terbaru per Rabu 1 April 2020 pukul 16.00, setidaknya angka ODP sudah mencapai 7328 orang. Sedangkan untuk PDP, sudah menyentuh angka 536 orang.
Angka tersebut naik, berdasarkan hasil tracing dari tim Pemprov, sejak tanggal 18 Maret 2020, ketika virus corona mulai outbreak di Provinsi Jawa Timur.
"Teman-teman saya ingin sampaikan PDP-nya kan tercatat 536 orang. Itu total ya sejak awal makanya naik terus. Kalau kita lihat posisinya, PDP itu ada yang positif jadi Covid-19, ada yang negatif covid-19, ada juga yang meninggal," katanya
Khofifah mengatakan, masyarakat yang masuk dalam status Orang Dalam Risiko (ODR), atau orang yang tinggal di Kota/Daerah terjangkit, bisa melaksanakan rapid test di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mereka.
Terlebih jika masyarakat memiliki keluhan gejala seperti Covid-19, alangkah baiknya langsung memeriksakan diri ke petugas kesehatan terdekat. Sehingga bisa cepat dilakukan penanganan sejak dini.
Khofifah mengakui hasil dari rapid test itu tidak terlalu presisi. Maka dari itu, setelah mendapatkan hasil rapid test, segera melakukan tes swab PCR, untuk mengetahui status mereka yang paling akurat.
"Bahwa yang positif rapid test ini, tidak bisa jadi patokan bahwa mereka ini positif Covid-19. Untuk mendapatkan presisi yang baik dan benar ya harus dilakukan test Swab PCR. Jadi mereka belum secara resmi dan terkonfirmasi, masuk ke orang positif covid-19. Harus test lagi. Ini pekerjaan rumah untuk dr. Joni Wahyuhadi (Ketua Gugus Tugas Kuratif)," kata Khofifah.
Dia ingin masyarakat tak perlu khawatir terkait dengan pembiayaan test swab. Khofifah mengingatkan sekali lagi, jika hasil rapid test positif lalu hasil swab juga positif, maka pembiayaan akan ditanggung oleh Pemerintah Pusat.
Namun sebaliknya, jika hasil rapid test positif dan hasil test swab negatif, maka biaya yang dikeluarkan akan ditanggung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Tidak usah takut. Ini penting sekali, karena ini itu untuk kepentingan tracing yang lebih mudah dan cepat. Sehingga penanganan juga bisa cepat," katanya.
Advertisement