Angka Kematian Pasien Covid-19 di Jatim Turun Lambat
Pakar Epidemologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo menyampaikan, saat ini angka kasus kematian di Jawa Timur sudah menurun. Termasuk Kota Surabaya yang menjadi epicentrum penyebaran virus.
“Dulu pernah 11 persen, tapi sekarang ini sudah turun menjadi 7,9 persen,” kata Windhu kepada Ngopibareng.id, Kamis 9 Juli 2020. Hanya saja, kata dia, saat ini angka penurunan ini sangat lambat.
Ia memaparkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan kematian pasien virus corona atau Covid-19 turun lambat. Pertama, terjadi karena karakteristik pasien itu, misalnya pasien memiliki komorbit, faktor usia, dan faktor rumah sakit.
Terkait RS, kata dia, sangat berpengaruh, apabila terjadi penumpukan pasien membuat pasien baru tidak bisa masuk ruang isolasi. Sehingga, banyak yang tidak terlayani, akhirnya meninggal.
“Kalau protokol standar perawatan semua sama persis, apalagi Surabaya penuh dokter hebat-hebat. Jadi, bukan perkara profesionalitas, hanya memang kapasitas rumah sakit ini yang perlu ditambah agar dapat menampung seluruh pasien, sehingga dapat tertangani untuk menekan angka kematian,” katanya.
Yang paling penting, kata dia, adalah penerapan protokol kesehatan. Sebab, apabila banyak orang tua atau penderita komorbit terapapar berarti kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan rendah.
Advertisement