Angka Kematian Covid-19 Banyuwangi Tinggi, Ini Sebabnya
Angka kematian pasien terkonfimasi positif Covid-19 di Banyuwangi relatif tinggi menurut analisa Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi. Sejumlah penyebab tingginya kematian didata sehingga satgas berencana mengaktifkan kembali Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).
"Angka kematian relatif tinggi di Banyuwangi dan trennya terus meningkat. Jika kita analisa dari mereka yang meninggal sebagian besar adalah orang-orang dengan usia 50 tahun. Yang kedua adalah orang-orang dengan penyakit komorbid," jelas Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, dokter Widji Lestariono, Senin, 5 Oktober 2020.
Dia menyebut, tingkat kematian pasien Covid-19 yang tinggi di Banyuwangi berkaitan erat dengan kondisi awal pasien bersangkutan. Rata-rata, menurutnya rumah sakit menerima rujukan dari pasien Covid-19 dengan kondisi yang relatif berat.
"Kedepan kami berupaya mengaktifkan lagi kegiatan Posbindu PTM. Yang dulu setiap bulan sekali dilakukan di seluruh desa," ujar pria yang juga Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi ini.
Program Posbindu PTM ini, menurutnya biasanya dilakukan di tempat umum seperti di Taman Blambangan pada saat car free day. Di tempat ini Posbindu PTM dilakukan Puskesmas secara bergiliran. Ada juga di Pasar Rogojampi yang dilakukan petugas Puskesmas Gitik. Petugas masuk di pasar membuka Posbindu PTM dengan sasaran para pedagang dan pengunjung.
"Ini kan sempat terhenti waktu pandemi. Oleh sebab itu, kami sedang menyusun langkah supaya Posbindu PTM dalam bentuk yang lain segera kami kerjakan. Supaya kami bisa mendeteksi orang-orang dengan penyakit komorbid," tegasnya.
Sasaran Posbindu PTM ini, menurutnya, adalah orang dengan usia di atas 15 tahun. Mereka dideteksi dan diukur tekanan darahnya, kadar gula darahnya, kolesterol dan asam urat. Kemudian dilakukan pengobatan sehingga kondisi vital mereka relatif lebih baik.
"Ini kalau kami kaitkan dengan kematian Covid-19 kan nyambung. Mereka yang tekanan darah tinggi, diabetes melitus, kolesterol tinggi sebisa mungkin bisa teregulasi kondisinya menjadi normal. Kalau kondisi normal mereka kena Covid-19 relatif lebih ringan dibanding yang tidak teregulasi," pungkasnya.
Untuk diketahui, dalam sepekan ini, di Banyuwangi hampir setiap hari ada kematian pasien positif Covid-19. Merujuk laman infocovid19.jatimprov.go.id, pada 29 September 2020, ada 1 pasien meninggal.
Pada 30 September 2020 terdapat enam pasien meninggal, 1 Oktober 2020 Banyuwangi sempat menduduki peringkat tertinggi pasien meninggal dengan jumlah lima orang. Kemudian pada 2, 3, 4, dan 5 Oktober 2020 masing-masing ada tiga, dua, tiga, dan tiga orang pasien Covid-19 meninggal dunia.