Angka Kekerasan Anak di Jatim Tinggi, Luluk Nur Hamidah Komitmen Berikan Perlindungan
Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 01, Luluk Nur Hamidah, berkomitmen memberikan perlindungan terhadap anak apabila terpilih pada Pilgub Jatim 2024 mendatang.
Hal itu disampaikan Luluk saat melakukan pertemuan dengan Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Maria Apituley di Kantor DPW PKB Jatim, Surabaya, Selasa 8 Oktober 2024.
Dalam kesempatan itu, Sylvana mengatakan tanpa ada data yang fix bahwa kasus kekerasan terhadap anak termasuk kekerasan seksual di Jatim cukup tinggi di Indonesia.
"Angkanya cukup tinggi, saya lihat data angkanya ribuan. Persoalan kekerasan terhadap anak dan kekerasan seksual. Kami ingin calon kepala daerah tolonglah isu anak jadi isu prioritas jangan jadi isu tempelan, kemudian beri perhatian sungguh-sungguh baik proses berkampanye tapi utamanya hasil pilkada nanti. Kami harap kepala daerah di Jatim betul-betul memperjuangkan hak anak," ungkap Sylvana.
Ia mengatakan, ada beberapa hal yang ia dengar langsung dari pegiat hak anak di Jatim. Antara lain kasus kemiskinan yang membuat terbatasnya akses pendidikan, kesehatan dan tumbuh kembang optimal bagi anak. Kemudian, kekerasan seksual cukup tinggi.
"Kemudian, anak dengan sakit berat kecanduan narkoba sulit mengakses layanan. Kemudiam anak sakit berat misal HIV tidak bisa mengakses layanan kesehatan karena tidak dilayani BPJS. Kemudian anak dengan pengasuhan lemah tidak memiliki keluarga kuat pengasuhan ini butuh perhatian. Termasuk anak-anak yang terancam budaya bullying," sebutnya.
Karena itu, ia mengatakan, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan kepada Luluk. Pertama, terkait pendirian lembaga pengawas independen untuk mengawasi situasi masyarakat.
"Kemudian, meminta komitmen politik pemerintah untuk perlindungan anak. Jatim harusnya bisa jadi pelopor karena provinsi lain sudah punya sedangkan Jatim belum punya," pungkasnya.
Sementara itu, Luluk mengaku senang bisa menerima KPAI. Ia menilai apa yang disampaikan KPAI sudah sesuai dengan apa-apa yang ia ketahui selama menjabat sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024.
Menjawab itu, Luluk menegaskan komitmennya untuk memberikan perlindungan terhadap anak. Hal ini penting karena cukup banyak kasus kekerasan anak di Jatim yang dapat berdampak pada kemajuan Indonesia ke depan.
“Bagi saya isu terkait anak itu isu masa depan. Ketika isu anak direspon secara tepat, terukur dan sistematik maka itu bagian separuh menyelamatkan masa depan kita semua. Khususnya di Jatim. Mengingat dari populasi maka jumlah anak tentu lebih di atas 30 persen,” kata Luluk.
Luluk melanjutkan, ketika kasus bisa dideteksi dan didata problem mendasar dari semua anak di Jatim pemerintah bisa menyiapkan kebijakan, intervensi, dan anggaran yang tepat sasaran. “Mengalokasikan anggaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan, jangan kasus tinggi anggaran rendah atau sebaliknya anggaran tinggi tapi tidak punya data, kemudian tidak ada perencanaan terukur, maka anggaran segede apapun tidak bermanfaat,” ujarnya.
Untuk itu, ia mengatakan, salah satu yang akan dipersiapkan adalah membentuk hotline untuk membantu masyarakat yang menjadi korban dari kekerasan bagi anak maupun perempuan. “Jam kerja ASN terbatas tetapi penanganan korban itu 24 jam. Maka, harus ada selain hotline yang akan bekerja 24 jam, harus ada pendamping yang bisa melakukan itu,” kata Luluk.
“Maka perlu kolaborasi dengan lembaga pendamping kita bisa beri intensif penguatan kapasitas kelembagaan, bahkan bisa jadi intensif bagi pegiatnya. Ini komitmen kita hak anak bisa terpenuhi demgan baik,” pungkasnya.