Angin Kencang di Mina, Jamaah Haji pun Panik
Jamaah haji sempat panik, saat luberan air hujan memenuhi terowongan Mina, Makkah. Hujan deras mengguyur ditambah dengan angin kencang membuat jemaah haji harus lebih hati-hati.
Meski demikian, Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Mekah Kementerian Agama, Subhan Cholid, memastikan bahwa kondisi jemaah haji Indonesia aman terkendali. Dampak hujan deras dan angin kencang yang menerjang Mina kemarin dianggap sebagai anomali cuaca biasa, dan bukan masuk kategori badai.
"Yang benar terjadi hujan, tetapi nggak banjir," kata Subhan, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Selasa 13 Agustus 2019.
Seperti tampak dalam video yang beredar di medsos, ketika hujan terjadi itu, kondisi tenda-tenda di Mina memang terputus aliran listriknya. Hujan deras yang turun membuat beberapa tenda bocor dan tampias.
Selain itu, akses ke lokasi melontar jamroh juga sempat ditutup. Alhasil, para jemaah pun harus menunggu beberapa saat untuk bisa menuntaskan wajib haji di sumur ula, wustho dan aqabah pada tanggal 11 Dzulhijah tersebut.
Lantaran hujan deras itu, isu yang sempat muncul di media sosial adalah terjadinya banjir di terowongan Mina serta munculnya badai sehingga merobohkan tenda jemaah haji. Terkait hal ini, Subhan menampiknya.
"Saya kok nggak lihat kondisi itu. Mungkin itu video lama diangkat kembali," tukasnya.
"Setelah hujan, alhamdulillah normal kembali. Penutupan sementara untuk akses ke lokasi jumroh juga lebih untuk menjaga keselamatan jemaah," Subhan menegaskan.
Sementara itu, hujan yang turun di Mina, tempat jemaat haji bermalam (mabit), berlangsung cukup lama. Meski sempat mereda, tetapi berkah hujannya turun kembali.
Kondisi hujan kemudian sempat berhenti, dan membuat para jemaah keluar dari tenda. Ada yang memantau situasi, ada pula yang tengah bersiap untuk menjalankan prosesi melontar jamrah.
Namun tak lama berselang, ternyata hujan kembali mengguyur, hingga pukul 16.30 waktu Arab Saudi. Alhasil, kondisi ini membuat para jemaah yang sebelumnya sudah di luar tenda jadi kembali ke dalam untuk berlindung.
Termasuk mereka yang tengah bersiap untuk melontar jamrah terpaksa harus kembali ke tenda.
"Dapat kabar untuk sementara ditutup dulu akses ke jamrah," ujar seorang jemaah yang sebelumnya bersiap melontar jamrah.
Sebenarnya, tanggal 11 Dzulhijah jamaah Indonesia bisa melakukan melontar jamrah sepanjang hari.
Sementara larangan melontar jamrah untuk jemaah RI kembali berlaku pada 12 Zulhijah pukul 10.00-14.00. Tanggal 13 Zulhijah bebas lagi sepanjang hari.
Advertisement