Anggota Komisi IX DPR Kaget Ahli Nuklir jadi Menteri Kesehatan
Anggota Komisi IX DPR RI menyatakan kaget pengganti Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bukan berlatarbelakang kesehatan melainkan seorang yang memiliki disiplin lmu bidang nuklir. Dia adalah Budi Gunadi Sadikin yang saat ini masih menjabat wakil menteri BUMN.
Anggota Komisi IX DPR RI Anggia Ermarini, mengatakan baru kali ini dalam sejarah di Indonesia menteri kesehatan bukan seorang dokter seperti pendahulunya.
"Tadi saya sempat berkomunikasi dengan anngota dewan yang lain, mereka pada kaget," kata Anggia kepada Ngopibareng.id, Rabu 22 Desember 2020.
Tapi mengangkat dan memberhentika seorang menteri adalah hak prerogatif presiden yang tidak bisa dintervensi pihak lain, termasuk DPR. "Selain itu tidak ada ketentuan yang baku bahwa menteri kesehatan harus seorang dokter, hanya tidak lazim saja," kata Politidi di Komisi IX yang membidangi kesehatan.
Menurut Alumni Universitas Indonesia tersebut, presiden mengangkat Menteri Kesehatan bukan dari latar belakang dokter, karena pertimbangannya menteri hanya membuat kebijakan. Dan akan dibantu oleh para ahli di bidang masing - masing." Menurut saya tidak apa Menkes bukan dokter, dia kan tidak ikut nyuntik," Anggia.
Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono menyebutkan
Budi Gunadi Sadikin punya visi dan semangat atasi pandemi secepatnya. Ia punya cita cita 16 juta vaksinasi dilakukan sebulan.
"Menkes tidak perlu dokter untuk mereformasi manajemen dan sistem kesehatan publik yang lumpuh," kata Pandu secera tertulis, Selasa 22 Desember 2020.
Sosok Budi memang bukan datang dari latar belakang dunia kedokteran atau kesehatan. Namun, namanya sebenarnya bukan pemain baru dalam jajaran pemerintahan.
Dalam Kabinet Indonesia Kerja Jilid II, Budi merupakan Wakil Menteri BUMN yang ditunjuk sejak 25 Oktober 2019, mendampingi Erick Thohir yang bertugas di posisi menteri.
Di masa pandemi Covid-19, pria kelahiran Bogor, 6 Mei 1964 ini juga dipercaya menjadi Ketua Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN).
Dalam menjalankan tugasnya, ia menegaskan aspek kesehatan ada di depan ekonomi, karena jika kesehatan membaik, maka ekonomi akan mengikuti.
"Nomor satu ini jelas, Pak Presiden jelas, bahwa yang di depan sektor kesehatan. Jadi kesehatan harus pulih dulu baru ekonomi, karena apapun yang kita lakukan, pandeminya pandemi kesehatan. Kita harus dorong itu (kesehatan) supaya pulih dulu, baru ekonomi menyusul," kata Pandu.
Namun, siapakah sebenarnya sosok Budi Gunadi Sadikin ini?
Lulusan Fisika Nuklir
Sosok Budi sebagaimana disebutkan di awal memang bukan datang dari dunia kesehatan. Mengutip informasi di laman Kementerian BUMN, Budi merupakan seorang lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ia menamatkan pendidikan sarjananya di Kampus Ganesha itu pada 1988 dengan mengambil Bidang Fisika Nuklir.
Ia juga mendapat sertifikasi sebagai Chartered Financial Consultat (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute pada 2004.
Perjalanan Karir Budi Gunadi Sadikin
Sebelum menjabat Wamen BUMN dan Ketua Satgas PEN, Budi pernah menduduki sejumlah posisi strategis.
Di antaranya sebagai Direktur Utama Bank Mandiri periode 2013-2016, ia purna tugas karena memang masa jabatannya habis dan selanjutnya digantikan oleh Kartika Wirjoatmodjo.
Rehat sejenak, Budi dipercaya menjadi staf khusus Menteri BUMN di masa Rini Soemarno selama setahun, dari 2016-2017.
Setelah itu, ia kembali ditugaskan untuk memimpin perusahaan negara, kali ini bukan di bidang keuangan. Budi diminta untuk menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium ( Inalum) pada 2017-2019.
Di masa kepemimpinannya, Inalum berhasil memiliki 51 persen saham PT Freeport Indonesia.
Di saat yang sama, terbentuk pula holding BUMN pertambangan yang kini disebut MIND ID atau Mining Industry Indonesia.
Di tengah perjalannya menjadi Dirut Inalum, ia diminta mengisi posisi Wakil Menteri BUMN bersama dengan Kartika Wirjoatmodjo, yang dulu mennjadi penerusnya di posisi Dirut Bank Mandiri.
Jauh sebelum jabatan-jabatan strategis itu diembannya, Budi memulai perjalanan kariernya di Jepang.
Budi Gunadi Sadikin, mantan Dirut Bank Mandiri yang ditunjuk jadi Dirut PT Inalum oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, memulai kariernya sebagai staf teknologi informasi di IBM Asia Pasifik yang berpusat di Tokyo Jepang.
Ia pun melanjutkan kariernya di IBM Indonesia hingga 1994 dengan menduduki sejumlah jabatan, terakhir sebagai Systems Integration & Professional Services Manager. Setelah itu, ia mulai masuk ke dunia perbankan.
Di tahun yang sama ia masuk ke Bank Bali yang kini berubah nama menjadi Bank Permata hingga 1999.
Di sana ia sempat menduduki sejumlah jabatan, mulai dari General Manager Electronic Banking, Chief General Manager wilayah Jakarta, hinga Chief General Manager Human Resources.
Kemudian Budi kembali pindah ke lingkungan kerja baru, kali ini ia bergabung dengan ABN Amro Bank Indonesia hingga 2004 dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Consumer Banking.
Masih dari dunia perbankan, Budi masuk ke Bank Danamon sebagai Executive Vice President Consumer Banking. Sempat juga ia menjadi Direktur di Adira Quantum Multi Finance.
Hingga pada 2006, Budi bergabung ke Bank Mandiri dan posisinya belum langsung menjadi Direktur Utama, melainkan Direktur Mikro dan Retail Banking.
Advertisement