Anggota DPRD Kota Surabaya Apresiasi Gelaran Teater Gandrik 2019
Anggota DPRD Kota Surabaya yang juga Bendahara Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Alfian Limardi mengungkapkan kekagumannya terhadap pentas Teater Gandrik Sambang Suroboyo 2019, yang digelar pada Jumat dan Sabtu 6-7 Desember 2019 di Ciputra Hall Surabaya.
Alfian yang datang pada hari kedua pementasan mengaku sangat puas dan terhibur dengan seni teatrikal yang dimainkan oleh Butet Kertaradjasa dkk itu. Menurutnya, pertunjukan itu benar-benar membukakan sisi-sisi kritik masyarakat Surabaya.
"Sangat bagus pertunjukannya. Kritikannya masuk, dagelan atau guyonannya juga sangat rapi, saya ketawa terus dari tadi. Saya bersyukur hari ini bisa belajar banyak dari seorang maestro seperti Butet Kertaradjasa," kata Alfian kepada Ngopibareng.id, Senin 12 Desember 2019.
Sebagai anggota legislatif, ia sangat mendukung kegiatan teatrikal seperti Teater Gandrik untuk terus digelar di Kota Surabaya secara berkala. Ia mengaku akan mencoba berkomunikasi dengan Pemkot Surabaya terkait gelaran pentas seni tersebut.
"Karena ini sebuah momen untuk seniman Surabaya untuk bangkit. Kalau di kota-kota lain ada gelaran seperti ini secara berkala, ya sudah saatnya di Surabaya ada juga. Ini bukan cuma sesekali saja, namun harus ada secara periodik," kata Alfian.
Menurutnya, dengan adanya jadwal pentas secara berkala dari Pemerintah Kota Surabaya, maka seniman-seniman muda Surabaya bisa mengembangkan bakat dan mengasah kemampuannya tampil di atas panggung.
"Bakat-bakat muda itu akan matang jika diberikan ruang dan tempat oleh Pemerintah. Maka dari itu, saya akan bicara ke Pemkot. Mereka harus membuat seperti ini, memfasilitasi para seniman berekspresi," katanya.
Selain meminta Pemkot untuk membuat jadwal periodik pementesan seni teater, Alfian juga akan berkomunikasi dengan Pemkot untuk memperbaiki fasilitas sarana dan prasrana Gedung Kesenian. Sehingga, penonton akan datang menonton pertunjukan tersebut dengan nyaman.
"Kita sebenarnya ada beberapa tempat untuk pertunjukan. Namun belum seperti di Ciputra Hall, yang standar internasional. Selain itu, faktor harga sewa yang lumayan mahal, mungkin membuat para pegiat seni itu tidak mau menyewa sarpras yang dimiliki Pemkot. Ibaratanya, harga mahal namun fasilitas kurang memadai," katanya.