Anggota DPR Soroti Pasokan Berlebih Semen untuk Infrastruktur
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno menyoroti fenomena pasokan berlebih pada masa pandemi yang dihasilkan oleh industri semen, yang merupakan salah satu industri strategis yang sangat penting dalam pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
"Yang menjadi persoalan saat ini yaitu terjadinya over supply (kelebihan pasokan) produksi semen, sementara terjadi penurunan konsumsi sebagai imbas dari pandemi," kata Eddy Soeparno dalam rilis di Jakarta, Minggu.
Untuk itu, ujar Eddy, hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dan solusi lebih lanjut dari pemerintah.
Langkah yang perlu diambil, menurut dia, adalah dengan mengkaji ulang permasalahan pasokan berlebih dari industri semen agar industri yang padat karya serta padat modal ini bisa bertahan ke depannya dan berkontribusi terhadap pembangunan sektor infrastruktur.
Ia berpendapat tak bisa dipungkiri bahwa kelebihan pasokan akibat penurunan konsumsi semen di tingkat masyarakat itu merupakan salah satu imbas pandemi.
"Over supply produk semen ini sangat signifikan, dikarenakan pembangunan-pembangunan di sektor infrastruktur menurun intensitasnya karena Covid-19," ucap Eddy.
Ia memaparkan, kelebihan pasokan semen pada 2020 yang diperkirakan mencapai 51 juta ton tersebut, juga berdampak pada rendahnya utilitas semen, yaitu hanya mencapai 56 persen.
Terkait pembangunan infrastruktur yang sedang digalakkan pemerintah, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimistis pembangunan infrastruktur akan memulihkan ekonomi dari COVID-19 secara lebih kuat.
"Maka dari itu, sangat penting menjadikan investasi infrastruktur agar bisa mengarah kepada pembangunan berkelanjutan," ucap Sri Mulyani yang berpartisipasi secara daring di Jakarta, Jumat, dalam D20-LTIC High-Level International Conference.
Menurut dia, investasi infrastruktur berkelanjutan akan memberikan hasil yang lebih baik kepada sektor swasta, pemerintah, maupun institusi keuangan.
Dengan investasi berkelanjutan, pemulihan di seluruh negara bisa diseimbangkan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Untuk Indonesia sendiri, Sri Mulyani menjelaskan investasi infrastruktur merupakan fokus untuk menjalani Presidensi G20 pada 2022.