Anggaran Terbatas, DSDABM Surabaya Lelang Proyek Tanpa Uang Muka
Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya memastikan akan mengebut pengerjaan proyek-proyek vital di Surabaya. Faktor kekurangan anggaran dapat diatasi dengan melelang proyek tanpa uang muka ke kontraktor. Sampai kini, sudah 80 persen proyek yang siap digarap dengan metode itu.
Kepala DSDABM Kota Surabaya, Syamsul Hariadi mengatakan, hingga kini sudah ada 80 persen dari 200 proyek besar yang direncanakan untuk dikerjakan pada tahun 2024. Seluruhnya sudah dalam proses lelang dan dikerjakan.
Proyek itu sebagian besar adalah pembangunan drainase. Untuk mengatasi keterbatasan anggaran tersebut, Syamsul menyebut proyek-proyek tersebut dilelang tanpa menggunakan uang muka. Artinya sejak awal pelaksanaan proyek-proyek menggunakan dana dari kontraktor terlebih dahulu.
"Jadi karena keterbatasan anggaran, memang sejak awal lelang sudah kami beritahukan tidak ada DP atau uang muka. Artinya kontraktor yang bisa mengikutinya harus yang punya modal," papar Syamsul Hariadi, Senin 29 April 2024.
Meski tanpa modal, para kontraktor tetap tertarik dan yang sudah dicanangkan berhasil memperoleh pemenang. Tidak ada kendala dalam prosesnya. Di satu sisi, mantan kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Surabaya itu bisa menyeleksi kontraktor yang keuangannya sehat.
"Kalau perusahaan itu tidak bonafit, praktis tidak akan berani mengambil proyek. Tentu tidak akan ada masalah dan proyek bisa selesai sampai akhir," terang Syamsul Hariadi.
Dia memastikan pemkot tidak akan mangkir dari kewajibannya. Pembayaran akan dilakukan per termin. Khusus untuk proyek yang anggarannya besar, misalnya di atas Rp10 miliar, pihaknya akan mempertimbangkan ada uang muka atau tidak. Jika dirasa memungkinkan akan diberikan uang muka.
"Tapi untuk proyek kecil, misalnya yang anggaran Rp 200 hingga 300 juta akan dibayarkan 100 persen. Tidak menggunakan mekanisme tanpa uang muka," jelas Syamsul Hariadi.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan, pihaknya juga sudah pernah berdialog dengan para kontraktor. Intinya mereka setuju untuk membantu pengerjaan fisik yang diinisiasi oleh Pemkot Surabaya tanpa uang muka lebih dulu.
"Karena ini proyek pemerintah. Pembayaran itu pasti akan terjamin meskipun waktu pembayarannya mundur," paparnya.
Politikus PDI Perjuangan itu menyebut memang DSDABM Kota Surabaya menjadi dinas dengan anggaran terbesar. Anggarannya senilai Rp 1,76 triliun. Alokasinya untuk pembangunan drainase, jalan, hingga membiayai operasional dan gaji pegawai. Anggaran untuk program penanganan banjir mencapai Rp700 miliar.
Baktiono pun meminta agar DSDABM bisa menyelesaikan seluruh lelang. Penyelesaian dikebut untuk bisa selesai pada bulan Agustus tahun ini. Kalau perlu bisa dikebut 24 jam.
"Kami meminta cepat karena bulan September dilaksanakan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Agar nanti bisa dievaluasi mana proyek yang butuh anggaran tambahan atau anggarannya lebih. Sehingga bisa dilaksanakan untuk proyek lain," pungkasnya.