Anggaran Minim, KONI Jatim Lakukan Penyesuaian Anggaran Puslatda
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur melakukan penyesuaian anggaran Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) proyeksi Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara.
Direktur Badan Pelaksana Puslatda, Irmantara Subagjo mengatakan, penyesuaian anggaran ini dilakukan karena minimnya anggaran yang harus dibagi rata untuk pembinaan semua cabang olahraga (cabor).
Dari info yang ada, KONI Jatim hanya mendapat anggaran Rp50 miliar di tahun 2023 ini dari dana hibah APBD Jatim.
Karena itu, ia mengatakan, penyesuaian ini berdampak pada penyesuaian gaji atlet, penyediaan sarana prasarana, hingga program latihan.
"Untuk kali ini tidak ada training camp luar negeri," tegas pria yang akrab disapa Ibag.
Bahkan, karena anggaran yang minim, KONI Jatim hanya merekrut atlet-atlet yang benar-benar memiliki prestasi dan peluang besar meraih emas. Terutama, paling dekat adalah Pra PON.
"Yang kami fasilitasi adalah yang punya trek rekor meraih emas atau perak di PON Papua, kemudian emas perak di kejurnas dan Atlet Pelatnas," ujar Irmantara Subagjo.
Sedangkan yang meraih perunggu masih didalami, melihat apakah hasilnya mendekati peraih perak. "Misal waktunya beda satu detik maka masih bisa. Tapi kalau jauh sudah pasti tidak," imbuhnya.
Irmantara Subagjo menyebut, sementara ini ada 477 atlet, 115 pelatih dan 17 mekanik yang masuk Puslatda berlaku mulai Januari 2023 hingga berakhirnya Pra PON nanti.
Setelah itu, KONI Jatim akan melakukan evaluasi bersama cabor terkait hasil Pra PON. Di mana, dari hasil tersebut bisa mempengaruhi SK Puslatda apakah akan ada penambahan atau bahkan pengurangan atlet menuju PON.
"Yang penting target kami di Pra PON ini harus bisa lolos sebanyak mungkin," kata pria yang juga Dosen di Universitas Negeri Surabaya itu.
Menurutnya, Pra PON kali ini akan lebih berat. Sebab, tidak ada wildcard bagi peraih juara di PON Papua lalu, sehingga mereka harus turun mengikuti Pra PON untuk mencari tiket ke PON. "Wildcard hanya untuk tuan rumah saja. Jadi Pra PON nanti semakin berat," jelasnya.
Karena itu, keterbatasan dana yang ada saat ini ia berharap tidak menyurutkan semangat para atlet untuk mempersiapkan diri dan harus menunjukkan prestasi terbaiknya.
Harapan besar juga disampaikan kepada pengurus cabor untuk bisa memberi kontribusi lebih dalam pembinaan. Misal dalam Puslatda satu cabor hanya ada tiga atlet puslatda, sedangkan atlet di luar Puslatda yang akan diikutkan Pra PON menjadi tanggung jawab dari cabor. "Bahkan kalau ada cabor yang ingin membiayai sendiri latihan ke luar negeri kami sangat senang," kata penghobi tenis itu.
Khusus untuk Pra PON, Irmantara Subagjo menegaskan, semua atlet termasuk non Puslatda akan dibantu pembiayaan untuk berangkat. "Kalau untuk pembinaan selama Puslatda tidak, hanya Pra PON saja," pungkasnya.