Anggaran Jadi Kendala Implementasi Merdeka Belajar di Kupang NTT
Merdeka Belajar merupakan program andalan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), yang diimplementasikan melalui sekolah penggerak, guru penggerak, kampus merdeka sudah dirasakan oleh anak didik maupun guru.
Guru-guru yang sebelumnya kurang berminat terhadap kurikulum Merdeka Belajar sekarang antre untuk mendaftar, setelah mengetahui manfaatnya. Merdeka Belajar ini akan menjadi gerbang untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang masih tertinggal dengan negara lain.
Tetapi untuk mengimplementasikan Merdeka Belajar tersebut bukan pekerjaan mudah. Masih ada kontroversi bahkan penolakan di beberapa daerah. Alasannya, mereka kurang paham dengan "jualan" Mendikbudristek Nadiem Makarim tersebut.
Penyebaran informasi tentang Merdeka Belajar dinilai masih kurang. Sedang kendala lainnya adalah masalah anggaran. Sebab program guru penggerak maupun sekolah penggerak berbasis teknologi. Kendala tersebut dirasakan oleh daerah yang masuk katagori 3T, yakni terluar, terdepan, dan tertinggal.
Sulit bagi daerah 3T untuk mendapatkan akses internet supaya bisa mengikuti sistem pembelajaran berbasis Informasi teknologi dan komunikasi yang yang dikenal dengan istilah Pemba-TIK, yang dikembangkan oleh Pusat Data dan Informasi atau Pudatin Kemendikbudristek.
Dana pendukung yang diberikan Kemendikbudristek dinilai masih kurang dibanding dengan biaya operasional untuk mewujudkan sekolah penggerak, dinilai kurang dan tekor.
Bantuan dana operasional sekolah penggerak, jumlahnya tidak bertambah, malah menurun. Sebagai contoh tahun pertama sebuah sekolah penggerak memperoleh kucuran dana operasional Rp100 juta. Tahun kedua berkurang menjadi Rp90 juta. Sekarang melorot menjadi Rp75 juta.
Buku-buku pelajaran yang sebelum diberikan secara gratis, sekarang beli sendiri. Sedang kebutuhan sekolah di luar kurikulum Merdeka Belajar cukup besar.
"Kita ini ibaratnya disuruh membuka lahan baru pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian dan ketahanan pangan, tetapi tidak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai," ujar seorang guru sekolah penggerak di Kupang NTT.
Ia mengambil contoh sekolahnya mempunyai 750 siswa, tapi hanya memiliki 50 buah komputer. Lebih repot lagi signal di pinggiran kota Kupang ini tidak lancar. Sehingga mengganggu pelaksanaan Pemba- TIK varian dari Merdeka Belajar.
Kepala SMAN 5 Kota Kupang Veronika Wawo mengatakan, untuk mengimplementasikan Merdeka Belajar di daerah lain yang pola pikir masyarakatnya sudah maju dan pertumbuhan ekonominya cukup baik, masalah anggaran tidak menjadi masalah berbeda daerah tertinggal seperti Kupang ini.
Selain anggaran, sumber daya manusia (SDM) juga menjadi masalah. Ada semacam kesulitan menarik guru keluar dari zona nyaman untuk melakukan pembaruan pendidikan nasional yang lebih berkualitas.
Sudah merasa nyaman dengan kondisi yang sekarang, mengapa harus belajar lagi untuk menjadi guru penggerak.
"Kalau seluruh sekolah di Indonesia bisa menjalankan kurikulum Merdeka Belajar dengan baik, jumlah guru dan sekolah penggerak terus bertambah, saya optimis Indonesia akan melahirkan anak didik yang hebat," ujar Veronika.
Ia mengambil contoh di sekolahnya yang telah menjalankan kurikulum Merdeka Belajar, perbedaannya sangat terasa bila dibandingkan dengan sekolah lain yang masih meragukan kurikulum baru , yang memberikan ruang lebih terbuka bagi anak didik untuk mengembangkan kemampuannya sebebagai pelajar Pancasila yang inovatif dan berbudi luhur.
Plus minus tentang Merdeka Belajar tersebut disampaikan oleh beberapa kepala sekolah penggerak, ketika ngopibareng.id mengikuti Press Tour ke Kupang NTT bersama Badan Kerjasama dan Humas (BKHM) Kemendikbudristek, awal Desember 2022.
Press Tour untuk menyerap pelaksanaan Merdeka Belajar ini diikuti Ngopibareng.id dan media nasional Harian Kompas, Republika, Gatra dan Rakyat Merdeka. Peserta juga mengunjungi SLB Binaan Negeri Kupang dan Poli Pertanian Negeri Kupang, yang mengembangkan Kampus Merdeka.
Memerdekakan Guru Dan Siswa
Para guru yang sudah menjalankan kurikulum merdeka belajar di Kupang NTT ini memahami bahwa Merdeka Belajar merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan kemerdekaan dalam berpikir dan berekspresi. Pada dasarnya program merdeka belajar ini memiliki tujuan untuk memerdekakan guru dan siswa. Ini sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan.
Apa Itu Kurikulum Merdeka Belajar?
Kurikulum Merdeka Belajar ialah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam. Dengan kurikulum ini maka pembelajaran akan lebih maksimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan memperkuat kompetensinya.
Melalui kurikulum ini, maka guru bisa memilih perangkat ajar untuk menyesuaikan kebutuhan belajar dan minat dari masing-masing peserta didik. Kurikulum baru 2021 ini nantinya akan digunakan untuk seluruh satuan pendidikan mulai dari PAUD hingga SMA/SMK maupun Pendidikan Khusus dan Kesetaraan.
Terdapat perbedaan dari Merdeka Belajar dengan kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini menjadi opsi tambahan dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.
Selain itu, Kemendikbud Ristek juga akan melakukan pengkajian ulang di tahun 2024 mendatang. Project untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila kemudian dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Project tersebut tidak ditujukan untuk mencapai target pembelajaran tertentu. Dengan demikian tidak akan terikat pada konten mata pelajaran tertentu juga.
Karakteristik Merdeka Belajar
Merdeka Belajar dikembangkan dengan lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Berikut ini beberapa karakteristik maupun karakteristik merdeka belajar yang diterapkan, antara lain:
Pembelajaran yang digunakan berbasis proyek untuk mengembangkan soft skill dan karakter sesuai dengan profil belajar Pancasila.
Fokus terhadap materi esensial sehingga terdapat waktu untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar. Contohnya literasi dan numerasi.
Fleksibilitas guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka Belajar
Penerapan kurikulum ini memiliki beberapa keunggulan yang akan didapatkan. Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
Materi yang diajarkan lebih sederhana, mendalam, dan fokus terhadap materi esensial saja. Oleh karena itu, peserta didik bisa belajar secara lebih mendalam dan tidak terburu-buru dalam proses pembelajaran sehingga akan lebih paham dengan apa yang dipelajari.
Guru lebih leluasa untuk mengajar sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Selain itu, sekolah juga memiliki wewenang untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan satuan pendidikan dan peserta didik.
Lebih relevan dan interaktif karena pembelajaran melalui kegiatan proyek yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif dan mengeksplorasi isu-isu aktual.
Tujuan Merdeka Belajar
Merespon kebutuhan sistem pendidikan pada era revolusi industri 4.0, maka Kemendikbud meresmikan kurikulum Merdeka Belajar. Pada prinsipnya tujuan merdeka belajar diterapkan yaitu untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0.
Sebelum penerapan kurikulum ini, pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan berbagai sarana penunjang khusus infrastruktur pendidikan. Khususnya di bidang informasi dan teknologi terbarukan. Tidak hanya itu, namun juga melakukan revolusi pendidikan di seluruh jenjang pendidikan melalui konsep merdeka belajar secara menyeluruh.
Konsep Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum ini tentu tidak digagaskan secara sembarangan dan asal-asalan. Terdapat beberapa konsep khusus yang menjadi ciri dari kurikulum ini sehingga mampu menjadikan pendidikan lebih maju dari sebelumnya. Beberapa konsep tersebut antara lain:
Asesmen Kompetensi Minimum
Dengan kurikulum ini, diharapkan setiap siswa mampu mengembangkan kemampuan literasi serta numerik yang dimiliki. Tentunya dengan dasar penilaian yang dilihat dari kemampuan melakukan analisa serta berpikir kritis melalui kemampuan analisa kognitif setiap siswa.
Survei Karakter Siswa
Proses penilaian yang dilakukan pemerintah tidak hanya berbasis pada tingkat kualitas pendidikan di masing-masing sekolah. Namun juga infrastruktur pendidikan dan ekosistem pendidikan setiap sekolah.
Penilaian Hasil Belajar
Konsep berikutnya yaitu metode penilaian yang tidak hanya berdasarkan hasil ujian nasional saja. Namun juga melalui hasil portofolio dan penugasan. Hal ini karena siswa diberikan kebebasan untuk mengembangkan diri dan bakat yang dimiliki.
Kualitas Pendidikan Merata
Merdeka belajar ini memiliki konsep yang mengedepankan keadilan dalam hal pemerataan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Hal ini diwujudkan melalui kebijakan afirmasi maupun pemberian kuota secara khusus bagi siswa.
Tahapan Implementasi Penerapan Kurikulum Merdeka Belajar
Terkait pilihan implementasi kurikulum ini, Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan pendidikan. Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan.
Mandiri Belajar: memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum ini. Namun meskipun demikian tidak mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan pendidikan tersebut.
Mandiri Berubah: kurikulum ini memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan tetap menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan.
Mandiri Berbagi: sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum ini. Jalur ini memberikan kebebasan terhadap satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum ini dengan pengembangan mandiri terhadap perangkat ajar yang telah digunakan.
Merdeka belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif. Ini sangat cocok apabila diterapkan dalam meningkatkan pembangunan pendidikan berbasis industri 4.0. Pendidikan dengan basis industri 4.0 sepenuhnya memanfaatkan data teknologi sebagai
Merdeka belajar dianggap sebagai kurikulum yang paling aplikatif. Ini sangat cocok apabila diterapkan dalam meningkatkan pembangunan pendidikan berbasis industri 4.0. Pendidikan dengan basis industri 4.0 sepenuhnya memanfaatkan data teknologi sebagai industri masa depan. Salah cara yang sedang dikembangkan oleh Kemdikbudristek melaui Pusdatin adalah pembajaran Pemba-TIK
Pemba-TIK kepanjangan dari Pembelajaran berbasis TIK, merupakan program Peningkatan Kompetensi TIK guru yang mengacu pada kerangka kerja peningkatan kompetensi TIK Guru UNESCO. Standar kompetensi TIK ini terdiri dari 4 level, yaitu level literasi, implementasi, kreasi, dan berbagi & berkolaborasi.
Advertisement