Anggaran Besar, DPRD Minta Pemkot Serius Tangani Banjir Surabaya
Komisi C DPRD Kota Surabaya menyoroti kinerja Pemerintah Kota (Pemkot) terkait penanganan banjir dan saluran air di Surabaya. DPRD berharap tidak ada revisi lagi dalam program pembangunan kota, khususnya penanganan banjir karena anggaran telah dinaikkan tahun 2023.
“Tata kelola penanganan banjir itu sudah ada sejak Wali Kota Bambang DH dan Tri Rismaharini dan telah banyak direvisi. Makanya pasca dua Wali Kota tersebut, kami minta jangan ada revisi program lagi kecuali ada metode-metode baru penanganan banjir,” ujar Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Baktiono.
Apalagi saat ini Pemerintah Kota Surabaya sedang serius menggarap sistem drainase. Dengan dana yang tak sedikit. Pada tahun 2022 anggaran yang disiapkan sebesar Rp541,1 miliar. Terbagi untuk tiga sub kegiatan diantaranya Operasi dan Pemeliharaan sistem drainase, Rehabilitasi saluran drainase perkotaan serta pembangunan sistem drainase. Direncanakan pada tahun 2023 Anggaran akan meningkat sebesar Rp867 miliar.
Sistem drainase di Surabaya terdiri dari saluran primer, sekunder dan tersier dengan 67 rumah pompa serta 77 boezem penampung air. Baktiono menjelaskan, anggaran sebesar Rp867 miliar itu total yang meliputi, drainase, box culvert, u-ditch saluran air kecil maupun besar.
Politisi senior PDIP Kota Surabaya mengatakan bahwa ada gorong-gorong sejak zaman Belanda di Jalan Embong Malang. Gorong-gorong besar itu harus rutin dibersihkan oleh Pemkot jika tak ingin tengah kota mengalami banjir.
“Kami harap petugas DSDABM Surabaya rutin turun membersihkan gorong-gorong tersebut untuk cegah banjir di tengah kota. Gorong-gorong di Jalan Embong Malang tingginya 3,7 meter dan memang dibangun permanen selama-lamanya untuk mencegah banjir di tengah kota,” terang Baktiono.
Tak hanya itu, ia meminta Eri Cahyadi dan tim DSDABM Surabaya juga menangani saluran air yang ada di kampung-kampung atau di hilir, sehingga bisa terkoneksi dengan hulu. Jangan hanya di jalan-jalan besar saja.
“Jangan dibangun drainase di hulunya saja atau tengah kota, tapi perlu diperbaiki hilirnya atau saluran drainase yang ada di kampung-kampung. Kan box culvert bisa dipasang di tengah-tengah gang, jadi bukan dipinggir gang. Nah kami berharap kenaikan anggaran di 2023 tersebut bisa mencakup pembangunan box culvert sampai ke gang-gang kampung,” pungkasnya.