Anggap Tandem Al-Azhar, Dubes Mesir: NU Semaikan Islam Moderat
Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Sulthan mengungkapkan, sebagai gerakan Islam yang mempunyai visi moderat, NU selalu berhubungan baik dengan Mesir.
Tradisi keilmuan yang dalam juga sama dengan Al-Azhar. Atas dasar kesamaan itu, NU sebagai tandemnya Al-Azhar dalam visi penyemaian Islam moderat.
Hal itu terungkap dalam silaturahim ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada Selasa 11 Februari 2020.
Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa kehadirannya untuk menyambung hubungan dengan NU sebagai salah satu gerakan Islam yang mempunyai visi moderat.
Senada dengan Ashraf, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj juga menyampaikan bahwa NU dan Al-Azhar berjalan beriringan.
"Kita sependapat, kita satu sikap. Nasib kita sama," ujarnya.
Penyemaian Islam moderat, jelasnya, harus selalu diupayakan bersama. Sebab, kesatuan, persaudaraan, dan solidaritas merupakan senjata ampuh dalam mewujudkan visi tersebut.
Bahkan, Kiai Said mengungkap bahwa tanpa Al-Azhar, pemahaman Islam di Mesir bisa berubah menjadi liberal atau konservatif. Pun di Indonesia, lanjutnya, tanpa NU akan terjadi hal serupa.
Perbincangan keduanya pun begitu santai, diiringi canda tawa. Di awal pembicaraan, Kiai Said menceritakan bahwa Diva Legendaris Mesir Ummi Kultsum dan Qori Legendaris Mesir Syekh Abdul Basith begitu dikenal di Indonesia.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan itu juga menyampaikan dawuh Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari bahwa mati dalam perjuangan membela tanah air adalah syahid.
Ashraf pun langsung mengangkat kedua jempol tangannya sembari berucap, "Sahih. Sahih."
Pertemuan ini juga dihadiri oleh Ketua PBNU H Robikin Emhas, H Hanief Saha Ghafur, Sekretaris Jenderal H Ahmad Helmy Faishal Zaini, Wakil Sekretaris Jenderal Imam Pituduh.
Hadir pula Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Ajat Sudrajat dan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir H Mukhlason.