Aneurisma Bukan Nama Cewek, Hati-Hati Bila Diintipnya
Redaktur senior media cetak terbesar di Surabaya, Arif Santosa, sudah sebulan tergeletak di ICU rumah sakit Dr Soetomo. Ia harus menjalani perawatan total setelah operasi karena pendarahan di otak.
Saat ini, operasi mengatasi pendarahan di otaknya telah berhasil. Cairan di otak yang sempat mengental di kepalanya telah dialirkan ke perut begitu ia ditangani tim dokter rumah sakit terbesar di Jawa Timur ini.
Pria yang digemari para seniman dan budayawan karena pengasuh rubrik kebudayaan ini tinggal menjalani perawatan lanjutan. Sudah sadar. Tangannya sudah bisa bergerak. Sudah bisa berkomunikasi. Meski belum bisa berbicara karena masih ada alat bantu di tenggorokannya.
Biasanya, pendarahan otak selama ini karena stroke. Apakah Arif juga terkena stroke? Bukan. ''Ia terkena aneurisma,'' kata dr Alexander, salah satu dokter yang menangani wartawan kelahiran Yogyakarta ini kepada SapaDokter Ngopibareng.id.
Lho jenis penyakit apa itu? Aneurisma di dunia kesehatan dikenal sebagai pelebaran pembuluh darah abnormal yang disebabkan melemahnya dinding pembuluh darah.
Saluran darah dalam tubuh manusia itu menggelembung. Penggelembungan pembuluh darah ini bisa menekan organ lain.
Namun, yang paling berbahaya jika pembuluh darahnya pecah akibat tekanan pada ukuran tertentu. Inilah yang terjadi pada diri Arif Santosa. Begitu pembuluh darah di otak pecah, maka akan terjadi pendarahan dan membuat orang tak sadarkan diri. Karena itu harus dioperasi.
Apakah aneurisma hanya menyerang pembuluh darah di otak? Tidak. Aneurisma lebih sering menyerang aorta abdominalis, pembuluh nadi terbesar di bagian perut. Ini yang pernah menimpa mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Namun, bisa juga terjadi di pembuluh darah jantung, lutut, paha, usus, dan limpa. Jika terjadi di lutut disebut aneurisma popliteal. Sedangkan jika terjadi di otak disebut anuerisma serebral.
Sebetulnya, dalam dunia medis, pelebaran pembuluh darah di otak ini jarang terjadi. ''Tapi, selama saya bertugas di sini, kasus yang banyak terjadi justru aneurisma di otak,'' kata dokter Alexander.
Lantas apa penyebab orang terkena aneurisma? Pada umumnya disebabkan aterosklerosis. Yakni penumpukan kolesterol di dalam pembuluh nadi. Aneurisma juga bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, sifilis, radang atau infeksi pada pembuluh darah.
Kebiasaan merokok juga akan meningkatkan resiko aneurisma. Sedangkan tekanan darah tinggi akan menambah pelebaran pembuluh darah saat dinding pembuluh darah melemah.
Nah, jika dinding pembuluh darah tidak lagi bisa menahan tekanan aliran darah, maka akan terjadi kebocoran. Dan bila itu terjadi di pembuluh darah otak, bisa mengganggu saraf otak. Ini bisa fatal. Sebab, bisa menyebabkan kebocoran darah dalam dada, perut, dan stroke parah secara berurutan.
Yang membahayakan, aneurisma biasanya tidak terdeteksi secara klinis. Seringkali ditemukan secara tidak sengaja atau saat pecah. Namun, gejalanya pada umumnya menyebabkan nyeri dada mendalam, kesulitan menelan, dan parau.
Karena itu, yang bisa dilakukan untuk menghindari pecahnya nadi yang mengalami aneurisma adalah dengan mengendalikan tekanan darah tinggi. Atau dengan rajin periksa ke dokter dan diagnosa melalui ultrasound, CT (CitiScan), dan MRI.
Lalu di mana bisa melakukan pengobatan saat terkena aneurisma? Tunggu...nanti akan kami beri tahu. (arif afandi)
Advertisement