Anekdot Picasso: Bukan Karya Besar Pelukis, Perpisahan Selamanya
Bukan Karya Besar Pelukis, Perpisahan untuk Selamanya
Pablo Ruiz Picasso adalah seniman yang lahir di Spanyol. Namun ia menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di Prancis. Ia mulai melukis sejak usia 7 tahun dan terus berkarya sampai menghembuskan napas terakhirnya di usia 91 tahun.
Picasso adalah salah satu seniman yang sangat produktif dan telah menghasilkan sekitar 50.000 karya seni. Rinciannya, lebih dari 1.800 lukisan, lebih dari 4.000 patung dan keramik, sekitar 12.000 gambar, ribuan cetakan, hingga permadani, dilansir I Travel With Art.
Dari sekian banyak karya seni diciptakan Pablo Picasso: The Tragedy, Guernica, Les Femmes d'Alger, Les Demoiselles d'Avignon, dan The Old Guitarist.
Anekdot Pablo Picasso ternyata menyita perhatian dari seorang tokoh besar seni dunia, dengan perasaannya yang bersahaja. Pablo Picasso dengan gaya hidup yang tetap menarik perhatian, beriring kehidupan penulis humor asal Prancis, Ristan Berna. Inilah dua anekdot dari dua tokoh dunia.
Bukan Karya Besar Pelukis
Maestro seni lukis terkenal dunia, Picaso, menentang perang agresi. Selama Perang Dunia kedua, tentara Jerman sering keluar masuk Gedung Kesenian Picaso di Paris.
Pada suatu hari, Picaso membagi-bagi masing-masing selembar duplikat lukisannya yang berjudul "Cornica" kepada setiap tentara Jerman yang berkunjung ke Gedung Kesenian itu.
Yang digambarkan oleh lukisan "Cornica" ini ialah keadaan yang sangat menyedihkan sesudah kota Spanyol itu dibom habis-habisan oleh Tentara Jerman.
Sambil menunjuk lukisan ini, seorang komandan tentara Jerman menanya Picaso: "Ini apakah karya besarmu?"
"Bukan," kata Picaso dengan serius, "ini adalah karya besar kalian."
Perpisahan untuk Selamanya
Pada suatu hari, penulis humor Prancis terkenal, Ristan Berna pergi makan malam ke sebuah resto. Ia sangat tak puas terhadap sikap pelayanan resto itu. Saat hendak meninggalkan resto tersebut, ia berkata kepada manajer resto yang sedang dinas hari itu: "Silahkan Anda memeluk diriku!"
"Apa katamu?" Sang manajer merasa heran dan bingung.
"Pak, peluklah diriku!" sikap Ristan Berna nampak sangat sungguh-sungguh.
"Katakanlah ada apa Pak?"
"Selamat berpisah untuk selama-lamanya, hari-hari selanjutnya Bapak takkan berjumpa lagi dengan diriku."